Proyek KPBU, SPAM Semarang Barat Fasilitasi Air Layak Minum Untuk Warga



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Proyek infrastruktur tak melulu hanya mengandalkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Di tengah keterbatasan dana, pemerintah gencar menggandeng pihak swasta untuk berkontribusi membangun infrastruktur di Tanah Air dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Keuangan  Brahmantio Isdijoso menyampaikan, proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat ini menjadi contoh sukses sebagai proyek yang dibangun atas kerja sama pemerintah dengan swasta.

Proyek yang baru diresmikan pada 23 Januari 2024 ini berhasil menyediakan air layak minum yang disalurkan dengan kapasitas target 1.000 liter per detik kepada 70.000 rumah tangga, atau tersalurkan kepada 350.000 jiwa di di Kecamatan Tugu, Ngaliyan, dan Semarang Barat.


“Nah keberhasilan ini diharapkan bisa mendorong daerah lainnya agar bisa membangun infrastruktur layanan publik dengan skema kerja sama dengan pihak swasta,” tutur Brahmantio dalam media briefing, Kamis (18/7).

Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) proyek ini adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal, yang menandatangani perjanjian KPBU dengan SPC bernama PT Air Semarang Barat.

Baca Juga: Kemenkeu Siapkan 3 Proyek KPBU Sistem Penyediaan Air Minum

Proyek ini mendapatkan dukungan fiskal dari Kementerian Keuangan berupa fasilitas Project Development Facility (PDF) dan melalui penjaminan KPBU oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia.

Sementara itu, Kementerian PUPR memberikan dukungan teknis untuk pembangunan fasilitas intake dan jaringan distribusi utama, dan Pemerintah Kota Semarang memberikan dukungan dalam pengadaan lahan.

Struktur pembiayaan proyek KPBU SPAM Semarang Barat ini telah menelan biaya dengan total Rp 1,2 triliun. Rinciannya: pemerintah menyetor sebanyak Rp 746 miliar, dengan rincian porsi masing-masing dari Pemkot Semarang sebesar 19% senilai Rp 224 miliar, PDAM Tirta Modal 16% Rp 198 miliar dan pemerintah pusat 27% sebesar Rp 324 miliar. Sementara itu, sebesar 38% atau Rp 458 miliar dibiayai dari PT Air Semarang Barat (ASB).

PT ASB dalam proyek ini bertugas mendesain, membiayai, membangun, mengoperasikan, dan memelihara aset SPAM. Nantinya Air minum yang telah diproduksi oleh PT ASB akan dijual kepada PDAM Tirta Modal yang kemudian bisa dijual kepada masyarakat.

Baca Juga: Belum Dilibatkan dalam Pengelolaan Air Minum di IKN, Begini Tanggapan Perpamsi

Presiden Direktur PT ASB Yudi Nurpriyanto menyampaikan, SPAM Semarang Barat tidak hanya menyalurkan air ke wilayah barat saja, melainkan ke seluruh Kota Semarang. Ia menyebut, proyek ini sebenarnya sudah mulai beroperasi sejak Mei 2021 lalu.

Sejauh ini Yudi menyampaikan pihaknya tak pernah terkendala terkait pembayaran air dari PDAM Tirta Modal, sehingga proses tata kelola keuangan berjalan dengan lancar. Disamping itu, Ia juga menyebut tak terlalu mengambil untung dalam investasi air bersih di kota Semarang ini.

Financing air seperti ini harus ada aspek sosialnya dan bukan sekadar hitungan bisnis. Tujuannya supaya harga airnya murah dan terjangkau,” tutur Yudi.

Dalam kesempatan yang sama, Sumarjo (77 tahun) seorang pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) mengaku sangat terbantu dengan adanya proyek SPAM Semarang Barat ini. Ia mengaku sebelumnya merasa kesulitan untuk mendapat air layak pakai.

“Harganya terjangkau, kurang dari Rp 200 ribu per bulan, karena saya cuma dua orang. Pembayarannya tergantung pemakaian,” tutur Sumarjo.

Di samping itu, Ia menyebut setelah adanya SPAM Semarang Barat, kualitas air tetap jernih meskipun saat mengalami banjir. Padahal biasanya air menjadi keruh saat banjir melanda kota Semarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati