Proyek listrik 35.000 MW berpotensi molor, bagaimana prospek saham emiten kabel?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyebutkan pengembangan proyek listrik 35.000 megawatt (MW) bakal molor hingga tahun 2025 mendatang. Proyek ini semula ditargetkan rampung pada 2023 nanti.

Keterlambatan ini menimbang penyesuaian permintaan dan pasokan listrik nasional. Per 2019, lalu PLN telah merealisasikan sebanyak 14.793 MW.

Hal ini pun berdampak pada prospek saham emiten kabel, yang memiliki keterkaitan erat dengan proyek kelistrikan PLN.


Baca Juga: Kuartal I-2020, penjualan Kabelindo Murni (KBLM) ke PLN naik 100%

Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, Analis Binaartha Sekuritas mengatakan, dengan tertundanya penyelesaian megaproyek ini, maka akan lebih baik bagi investor agar wait and see terhadap saham-saham emiten kabel.

“Megaproyek tersebut masih tertunda. Jadi lebih baik wait and see. Yang jelas, realisasi dari proyek tersebut belum signifikan,” terang Nafan kepada Kontan.co.id, Selasa (23/6).

Sejumlah emiten kabel pun mencatatkan penurunan kinerja sepanjang kuartal pertama 2020. PT KMI Wire & Cable Tbk (KBLI) misalnya, menanggung rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 23,13 miliar dari sebelumnya masih mencetak laba bersih senilai Rp 114,98 miliar.

Baca Juga: Perdana, Voksel Electric (VOKS) kirim produk kabel tegangan tinggi untuk proyek PLN

Kinerja PT Voksel Electric Tbk juga ikut tertekan. Laba bersih emiten dengan kode saham VOKS ini turun 96,53% menjadi Rp 2,71 miliar sepanjang tiga bulan pertama 2020.

Sementara PT Kabelindo Murni Tbk (KBLM) mengantongi laba bersih periode berjalan senilai Rp 2,61 miliar, turun 8,16% dari realisasi laba bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,84 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli