KONTAN.CO.ID - JAKARTA. pertumbuhan ekonomi yang di bawah ekspektasi mengakibatkan molornya megaproyek listrik 35.000 megawatt (MW). Proyek prestisius ini seharusnya rampung pada tahun lalu. Namun, target tersebut mundur menjadi tahun 2025 dan estimasi terakhir kembali molor menjadi tahun 2029 nanti. Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, mangkraknya proyek pembangkit listrik ini menyebabkan respons pasar terhadap saham emiten-emiten kabel menurun. Ia melanjutkan, awalnya proyek listrik 35.000 MW melahirkan ekspektasi yang tinggi dari pelaku pasar terhadap saham emiten kabel. “Tetapi, karena tidak terealisasi juga setelah sekian lama, mereka bisa melepas saham-saham kabel dan beralih ke sektor lain,” ujar William kepada Kontan.co.id. Baca Juga: Proyek listrik 35.000 MW molor, emiten kabel harus diversifikasi ke pelanggan swasta
Proyek listrik 35.000 MW molor, saham emiten kabel jadi kurang menarik?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. pertumbuhan ekonomi yang di bawah ekspektasi mengakibatkan molornya megaproyek listrik 35.000 megawatt (MW). Proyek prestisius ini seharusnya rampung pada tahun lalu. Namun, target tersebut mundur menjadi tahun 2025 dan estimasi terakhir kembali molor menjadi tahun 2029 nanti. Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, mangkraknya proyek pembangkit listrik ini menyebabkan respons pasar terhadap saham emiten-emiten kabel menurun. Ia melanjutkan, awalnya proyek listrik 35.000 MW melahirkan ekspektasi yang tinggi dari pelaku pasar terhadap saham emiten kabel. “Tetapi, karena tidak terealisasi juga setelah sekian lama, mereka bisa melepas saham-saham kabel dan beralih ke sektor lain,” ujar William kepada Kontan.co.id. Baca Juga: Proyek listrik 35.000 MW molor, emiten kabel harus diversifikasi ke pelanggan swasta