Proyek listrik batubara sebanyak 4.000 WM tak masuk RUPTL



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan akan memangkas 4.000 Megawatt (MW) proyek listrik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Jawa dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2018 - 2027.

Direktur Pengadaan Strategis PLN, Supangkat Iwan Santoso menyebutkan dalam RUPTL sebelumnya jumlah pembangkit PLTU mencapai sekitar 32.000 MW. Namun, untuk di Pulau Jawa dikurangi sebanyak 4.000 MW menjadi 28.000 MW.

"PLTU yang dikurangi kan di Jawa itu sekitar 4000-an MW. Selebihnya untuk di luar Pulau Jawa tidak ada," ungkapnya di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (9/3).


Ia beralasan pemangkasan itu dilakukan untuk pembangkit yang belum melakukan penandatanganan jual beli listrik atau Power Purchasment Agrement (PPA). Juga karena demain listrik di Pulau jawa sudah tercukupi.

"Jadi bisa disebut waiting list smpai 10 tahun lagi. Jadi masuknya juga nanti kalau demand-nya sudah berubah," jelas Iwan.

Iwan tidak merinci detil proyek mana saja yang dipangkas. Tapi diantaranya kata dia , PLTU Cilacap 660 MW, PLTU Cilacap 1.000 MW dan juga PLTU Indramayu Ekspansi 1.000 MW. "Di hold dulu," tandasnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andy Noorsaman Sommeng mengatakan secara keseluruhan dalam RUPTL tercatat ada perubahan kapasitas PLTU dari yang sebelumnya 78.000 Megawatt (MW) turun menjadi 56.000 MW.

Ia bilang, perubahan itu lantaran pemerintah kembali mengadjust sesuai dengan suplai dan demand. Adapun pembangkit yang terpangkas itu, tetap masuk kedalam potensi pengembangan listrik.

"Angka itu kita adjust lagi kita liat satu-satu. Yang terpangkas bisa masuk potensi ada juga yang dikeluarkan kan banyak yang dulu dapat izin hanya dagang izin saja," terang Andy.

Namun dengan berkurangnya kapasitas listrik itu, kata Andy, tidak mengurangi rencana target megaproyek 35.000 MW yang sedianya bisa dirampungkan pada tahun 2019 ini. Hanya saja, ada beberapa proyek yang disesuaikan sambil menunggu proyek transmisi listrik bisa diselesaikan.

"Itinya ada yang disesuaikan ada yang dipercepat, tergantung dari suplai dan demain. Jangan sampai kita sudah bangun tau-taunya transmisinya tidak selesai," ungkap Andy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi