Proyek listrik kongsi SoftBank dan Arab Saudi



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan investasi asal Jepang, SoftBank Group Corp. makin agresif menebar investasi. Terbaru, Softbank menandatangani perjanjian untuk membangun proyek sistem energi tenaga surya senilai US$ 200 miliar dengan Arab Saudi.

Kesepakatan ini merupakan bagian dari hasil dari lawatan tiga minggu Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman ke Amerika Serikat (AS). Lewat anak usaha Vision Fund, SoftBank akan menciptakan produsen listrik tenaga surya terbesar di dunia.

Bersama dengan Arab Saudi, SoftBank akan mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 200 gigawatt (GW). Proyek ini ditargetkan rampung tahun 2030.


Langkah ini merupakan strategi Saudi untuk mendiversifikasi bisnis agar ekonominya tidak terlalu besar bergantung pada penjualan minyak mentah. "Ini sebuah langkah besar dalam sejarah. Langkah ini sangat berani dan berisiko tapi kami berharap akan sukses," kata Pangeran Mohammed.

Chief Executive Officer SoftBank Masayoshi Son mengatakan, kapasitas listrik tenaga surya sebesar 200 GW yang ditargetkan tersebut akan menambah sekitar 400 GW kapasitas daya yang terpasang secara global. Ini sebanding dengan total kapasitas tenaga nuklir dunia sekitar 390 GW per akhir tahun 2016.

Tahap awal megaproyek ini akan dimulai dengan pembangunan pembangkit berkapasitas 7,2 GW yang akan menelan biaya sebesar US$ 5 miliar. Dana sebesar US$ 1 miliar akan berasal dari Vision Fund dan sisanya dari lembaga pembiayaan.

"Total investasi akhir untuk pembangkit 200 GW, termasuk panel surya, penyimpanan baterai dan fasilitas manufaktur untuk panel di Arab Saudi, pada akhirnya akan berjumlah sekitar US$ 200 miliar," ujar Son seperti dilansir Reuters.

Son mengatakan, keseluruhan proyek ini akan menciptakan setidaknya 100.000 lapangan pekerjaan. "Biaya yang dibutuhkan hampir US$ 1 miliar untuk menciptakan 1 GW," katanya.

Editor: Wahyu T.Rahmawati