Proyek LRT capai 56,1%, pembiayaan capex dimaksimalkan lewat perbankan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maksimalkan pembangunan LRT, PT Adhi Karya (Persero) Tbk sudah menyerap sekitar Rp 6,6 triliun belanja modal atau capital expenditure (capex). Emiten tersebut menganggarkan capex proyek LRT tahap I Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi) sebesar Rp 22 triliun sesudah PPn.

"Itu capex prasarana sesudah PPn, sedangkan di luar PPn sekitar Rp 20 triliun di mana total yang sudah dibayar Rp 6,6 triliun," kata Direktur Operasi II ADHI Pundjung Setya Brata, Senin (14/1).

Sementaran, sumber pendanaan capex LRT Jabodebek berasal dari PMN dan sindikasi perbankan. Pundjung mengungkapkan bahwa capex PMN sudah selesai tahun lalu, sehingga untuk tahun ini emiten akan memanfaatkan sumber pendanaan dari sindikasi perbankan.


Dia mengatakan, hingga 4 Januari 2019, realisasi pembangunan proyek LRT Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi) mencapai 56,1%. Dengan rincian, untuk penyelesaian lintasan dengan rute Cawang-Cibubur sudah mencapai 76,21%, lalu Cawang-Kuningan Dukuh Atas baru 44,19%. Sementara untuk Cawang-Bekasi Timur mencapai 51,06%.

Minimnya pembangunan proyek LRT untuk beberapa jalur seperti Cawang-Kuningan Dukuh Atas, serta Cawang-Bekasi Timur dikarenakan beberapa hal. Untuk jalur Cawang-Kuningan Dukuh Atas terkendala finalisasi penentuan stasiun LRT Setiabudi, sedangkan jalur Cawang-Bekasi Timur terkendala masalah pembebasan lahan depo.

"Untuk Cawang-Kuningan Dukuh Atas kita sudah temukan titik cerahnya dari hasil ratas kemarin, sedangkan untuk pembebasan lahan, dari luas depo 12 hektare (ha) atau 300an bidang tanah, kita baru menyelesaikan sekitar 33 bidang," jelasnya.

Pundjung mengungkapkan, target operasional untuk tes jalur pertama akan dilakukan Juni 2019, atau mundur dari rencana semula yakni April 2019 karena kendala teknikan. Sedangkan untuk pembangunan konstruksi atau fase berikutnya akan dilakukan secara bertahap, dengan harapan bakal rampung akhir 2019.

"Itu di luar depo, kalau termasuk depo kemungkinan September 2020. Sehingga komersial operationnya kemungkinan Maret 2021 sudah termasuk testing dan sebagainya," jelasnya.

Saat ini, kereta LRT masih dalam proses pembuatan di Madiun, di mana kebutuhan LRT Jabodebek mencapai 31 rangkaian kereta. Setiap satu rangkaian kereta akan terdiri dari 6 gerbong, sehingga, total unit kereta yang bakal berpoperasi kelak mencapai 186 unit kereta.

Adapun jarak tempuh dari Proyek LRT Jabodebek Tahap I, yakni sepanjang 44,3 kilometer (km), dengan biaya sebesar Rp 673 miliar per km. Biaya tersebut, sudah termasuk biaya prasarans dan sarananya. 

Pundjung juga mengklaim bahwa biaya pembangunan LRT Jabodebek lebih murah dibandingkan dengan negara lain, karena penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang cukup besar selama penyelesaian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .