Proyek LRT Jabodebek Bisa Molor Lagi, Desain Tikungan Jadi Soal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek LRT Jabodebek bisa molor lagi. Mega proyek yang dimulai sejak tahun 2015 tersebut baru-baru ini dihadapkan  persoalan adanya kesalahan desain pada jembatan lengkung bentang panjang (longspan) LRT Jabodebek yang menghubungkan Gatot Subroto dan Kuningan.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa terdapat salah desain di tikungan yang melintang di atas Jalan Gatot Subroto–Kuningan. Tikungan dinilai kurang lebar, sehingga kecepatan kereta melambat saat melewati tikungan tersebut.

"Kalau lihat longspan dari Gatot Subroto ke Kuningan kan ada jembatan besar, itu sebenarnya salah desain, karena dulu Adhi sudah bangun jembatannya, tapi dia enggak ngetes sudut kemiringan keretanya," kata Tiko dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (1/8).


Sebagai informasi, jembatan lengkung LRT itu dibangun di atas flyover Tol Dalam Kota yang berada di ruas Kuningan, Jakarta Selatan, dan membentang sepanjang 148 meter. Longspan LRT Jabodebek ini memiliki radius lengkung 115 meter serta menggunakan beton seberat 9.688,8 ton.

Baca Juga: Tambah Kencang! Kecepatan Kereta Api Kini Telah Bertambah Menjadi 120 Km Per Jam

Namun, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa lengkungan LRT Jabodebek di Kuningan yang disebut-sebut salah desain, sudah dilakukan perbaikan sebelum uji coba. Desain sudah disesuaikan dengan operasional LRT Jabodebek, sehingga saat kereta menikung akan memperlambat kecepatannya.

“Sudah dilakukan (perbaikan) sebelum uji coba, lekukan itu. Kan lekuk itu susah loh dan tanpa sambungan. Nah itu maksudnya bukan berarti salah dan bener. Ini statement beliau (Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo) bicara sebelumnya, kalau sekarang sudah diperbaiki," ungkap Erick dikutip dari Kompas.com, Jumat (4/8).

Adapun kontraktor dari lengkung LRT ini adalah emiten BUMN Karya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI). Sekretaris Perusahaan ADHI Farid Budiyanto mengungkapkan bahwa kritik yang disampaikan terhadap proyek LRT Jabodebek sudah dijelaskan dengan lugas oleh pemerintah.

“Saat ini informasi terkait LRT Jabodebek sudah cukup dengan penjelasan-penjelasan dari Pak Presiden, Pak Menteri Perhubungan dan ahli-ahli konstruksi sipil yang ada di media cetak/tv dan online,” kata Farid kepada Kontan.co.id, Senin (7/8).

Baca Juga: Masih Ada Masalah di Lapangan, Operasional LRT Jabodebek Molor

Sebagai informasi tambahan, proses pembangunan Jembatan Longspan LRT Jabodebek yang memicu polemik tersebut dilakukan dengan metode balanced cantilever. Metode balanced cantilever yakni pembangunan jembatan dengan memanfaatkan efek kantilever seimbang, sehingga struktur dapat berdiri sendiri dan mendukung berat sendirinya tanpa bantuan penyangga.

Terkait operasional, Farid berujar hal itu sudah bukan menjadi wewenang ADHI untuk memutuskan, mengingat Adhi Karya hanya sebagai kontraktor. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sendiri menargetkan pengoperasian LRT Jabodebek pada 18 Agustus 2023 namun tidak menutup kemungkinan pada 20 Agustus 2023 ataupun 30 Agustus 2023. Perihal itu juga sejalan dengan arahan Pak Presiden Jokowi untuk tidak tergesa-gesa yang penting keselamatan diutamakan.

Ini menjadikan jadwal pengoperasian LRT yang melayani daerah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi tersebut sudah molor kurang lebih 2 tahun sejak pertama kali ditargetkan bakal beroperasi pada 2021. Sementara, terkait sistem LRT Jabodebek yang akan berjalan tanpa masinis, saat ini masih terus dilakukan penyempurnaan oleh pihak Siemens sebagai software development untuk memastikan antara pintu kereta dan pintu di stasiun sejajar sempurna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati