JAKARTA. Pemerintah akhirnya menekan kontrak proyek prasarana kereta api ringan atau proyek Light Rapid Transit (LRT) Jabodetabek bersama dengan PT Adhi Karya Tbk meskipun skema pendanaannya hingga kini belum jelas. Nilai proyek tersebut mencapai Rp 23,39 triliun. Pendandatangan Perjanjian Pelaksanaan Pembangunan LRT yang terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi ini dilakukan secara tertutup pada Jumat (10/2). Nilai kontrak tersebut pekerjaan pembangunan tahap 1 dengan tiga lintas layanan yakni Cawang – Cibubur, Cawang – Bekasi Timur, dan Cawang – Dukuh Atas. Adhi Karya selaku kontraktor yang ditunjuk menggarap proyek ini akhirnya berhasil mengantongi kontrak baru dari proyek ini setelah tertunda cukup lama. Nilai kontrak Rp 23,39 triliun tersebut sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai 10% namun tidak termasuk Interest During Constructions (IDC) dan Interest During Payment (IDP).
Proyek LRT terus berjalan meski dana belum clear
JAKARTA. Pemerintah akhirnya menekan kontrak proyek prasarana kereta api ringan atau proyek Light Rapid Transit (LRT) Jabodetabek bersama dengan PT Adhi Karya Tbk meskipun skema pendanaannya hingga kini belum jelas. Nilai proyek tersebut mencapai Rp 23,39 triliun. Pendandatangan Perjanjian Pelaksanaan Pembangunan LRT yang terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi ini dilakukan secara tertutup pada Jumat (10/2). Nilai kontrak tersebut pekerjaan pembangunan tahap 1 dengan tiga lintas layanan yakni Cawang – Cibubur, Cawang – Bekasi Timur, dan Cawang – Dukuh Atas. Adhi Karya selaku kontraktor yang ditunjuk menggarap proyek ini akhirnya berhasil mengantongi kontrak baru dari proyek ini setelah tertunda cukup lama. Nilai kontrak Rp 23,39 triliun tersebut sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai 10% namun tidak termasuk Interest During Constructions (IDC) dan Interest During Payment (IDP).