JAKARTA. Industrialis otomotif "menang". Mereka tetap bisa melanjutkan program mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC), plus menikmati segepok insentif program ini. Kendati memicu kontroversial, pemerintahan Joko Widodo–Jusuf Kalla tetap melanjutkan program yang digagas pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. LCGC sempat disorot karena dituding biang pemicu kemacetan baru serta pemborosan bahan bakar minyak (BBM). Apakah karena harga BBM bersubsidi sudah naik sehingga LCGC bisa melenggang lagi? Entahlah. Yang terang, pekan lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, program LCGC tetap dilanjutkan karena menguntungkan dan diperlukan. Kalla, yang juga pemilik jaringan bisnis dealer mobil Toyota di kawasan Indonesia Timur ini, juga menilai kehadiran LCGC penting untuk menghadapi persaingan pasar otomotif di ASEAN. Panggah Susanto, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Kementerian Perindustrian, menambahkan, program LCGC layak dipertahankan. Alasannya, program ini menguntungkan pembeli, negara dan industri. Konsumen untung karena bisa membeli mobil berharga murah. Sebab pemerintah membebaskan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) atas LCGC.
Proyek mobil murah tetap dilanjutkan
JAKARTA. Industrialis otomotif "menang". Mereka tetap bisa melanjutkan program mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC), plus menikmati segepok insentif program ini. Kendati memicu kontroversial, pemerintahan Joko Widodo–Jusuf Kalla tetap melanjutkan program yang digagas pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. LCGC sempat disorot karena dituding biang pemicu kemacetan baru serta pemborosan bahan bakar minyak (BBM). Apakah karena harga BBM bersubsidi sudah naik sehingga LCGC bisa melenggang lagi? Entahlah. Yang terang, pekan lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, program LCGC tetap dilanjutkan karena menguntungkan dan diperlukan. Kalla, yang juga pemilik jaringan bisnis dealer mobil Toyota di kawasan Indonesia Timur ini, juga menilai kehadiran LCGC penting untuk menghadapi persaingan pasar otomotif di ASEAN. Panggah Susanto, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Kementerian Perindustrian, menambahkan, program LCGC layak dipertahankan. Alasannya, program ini menguntungkan pembeli, negara dan industri. Konsumen untung karena bisa membeli mobil berharga murah. Sebab pemerintah membebaskan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) atas LCGC.