Proyek MP3EI senilai Rp 170 triliun gagal dibangun



JAKARTA. Pembangunan beberapa proyek infrastruktur yang ingin digenjot oleh pemerintah melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menjelang akhir masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhonyono masih bermasalah.

Berdasarkan laporan dari Komisi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, diketahui bahwa sampai saat ini masih ada beberapa proyek MP3EI yang belum berhasil dimulai. Berdasarkan data KP3EI, beberapa proyek yang belum bisa dimulai tersebut antara lain terdiri dari; Proyek Pembangunan Gas Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat senilai Rp 108 triliun, Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang senilai Rp 40 triliun dan Pembangunan Pelabuhan Cilamaya senilai Rp 34,5 triliun.

Luky Eko Wuryanto, Sekretaris KP3EI mengatakan, pembangunan beberapa proyek MP3EI saat ini memang menghadapi banyak kendala. Salah satunya, soal kajian analisis mengenai dampak lingkungan (Amndal). "Amdal ini terjadi untuk Tangguh, dan kelihatannya agar berkepanjangan masalah ini," kata Luky saat dihubungi KONTAN Kamis (8/5). Selain itu kata Luky, masalah pembangunan proyek, khususnya untuk PLTU Batang juga terjadi akibat proses pembebasan lahan. Sampai saat ini, proses pembebasan lahan untuk proyek pembangkit listrik belum juga berhasil dituntaskan. Sementara itu permasalahan yang ke tiga, yang terjadi pada pembangunan Pelabuhan Cilamaya, terjadi akibat keberadaan jalur pipa Pertamina. "Masih dikaji lokasinya untuk ini," kata Luky. Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengklaim, kendati sampai saat ini pelaksanaan beberapa proyek gagal terlaksana sesuai rencana, program MP3EI yang dijalankan oleh pemerintah sejak 2011 lalu telah berhasil. Keberhasilan ini, antara lain, bisa dilihat dari jumlah proyek MP3EI yang sudah dimulai. Menurut Hatta, sejak dimulai pada tahun 2011 lalu sampai dengan kuartal I 2014, jumlah proyek MP3EI yang berhasil dilakukan jumlahnya mencapai 378 dengan total investasi Rp 838, 9 triliun.


"Jadi, jangan dilihat Rp 2.000 triliun yang ditargetkan, baru Rp 838 triliun. Nilai proyek Rp 2.000 triliun itu target sampai tahun 2025. Dengan kata lain, pencapaian hingga saat ini cepat sekali," kata Hatta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan