Proyek panas bumi Matalako tak diminati



JAKARTA. Awal tahun depan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana melelang wilayah kerja panas bumi Matalako, yang terletak di Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Rida Mulyana menjelaskan, pihaknya akan melelang wilayah kerja panas bumi Matalako dengan potensi 10 megawatt (MW). "Kepastian nilai investasi untuk pengembangan proyek panas bumi Mataloko setelah ada pemenangnya," jelas Rida ke KONTAN, Minggu (23/11).

Pemenang tender wilayah kerja ini nantinya akan melakukan eksplorasi, feasibility study dan setelah itu baru diketahui nilai investasi proyek panas bumi Mataloko ini.


Senior Representative Management Star Energy Sanusi Satar mengatakan belum minat mengikuti tender wilayah kerja panas bumi Mataloko ini. Sebab, perusahaan saat ini masih fokus untuk mengembangkan proyek panas bumi Wayang Windu.

Selain itu, bagi Star Energy potensi wilayah kerja panas bumi Matalako terlalu kecil bagi perusahaan. "Kami suka kapasitas yang besar," tegas dia. Sebab investasi untuk pengembangan panas bumi untuk kapasitas besar dan kecil sama saja. Untuk pengembangan panas bumi untuk kapasitas 1 MW sebesar US$ 3,5 juta sampai US$ 4 juta. Dengan dana sebesar itu, dibutuhkan waktu delapan sampai 10 tahun untuk pengembalian investasinya.

Direktur Utama Supreme Energy Triharyo Indrawan Susilo juga menyatakan tak berminat mengikuti tender karena potensi panas bumi di Matalako terbilang kecil. "Kami mencari yang diatas 70 MW," tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan