Proyek pembangkit listrik di RUPTL terpangkas 22.000 MW



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2018-2027 belum selesai ditetapkan. Namun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat ada perubahan kapasitas pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dari yang sebelumnya 78.000 Megawatt (MW) turun menjadi 56.000 MW.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Sommeng mengatakan adanya perubahan itu lantaran pemerintah kembali menyesuaikan dengan suplai dan permintaan. 

Tapi pembangkit yang terpangkas itu, tetap masuk kedalam potensi pengembangan listrik. "Angka itu kami adjust lagi kami liat satu-satu. Yang terpangkas bisa masuk potensi ada juga yang dikeluarkan kan banyak yang dulu dapat izin hanya dagang izin saja," terang Andy di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (7/3).


Namun dengan berkurangnya kapasitas listrik itu, kata Andy, tidak mengurangi rencana target megaproyek 35.000 MW yang sedianya bisa dirampungkan pada tahun 2019 ini. 

Hanya saja, ada beberapa proyek yang disesuaikan sambil menunggu proyek transmisi listrik bisa diselesaikan.

"Intinya ada yang disesuaikan ada yang dipercepat, tergantung dari supply dan demand. Jangan sampai kita sudah bangun tau-taunya transmisinya tidak selesai," ungkap Andy.

Untuk proyek pembangkit listrik Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dari yang sebelumnya 21.000 MW menjadi 14.000 MW.  Andy menilai, secara hitung-hitungan pada tahun 2025 dengan angka sebesar itu sudah masuk kedalam target bauran energi EBT sebesar 23%.

"Sebenarnya kalau itu kan berdasarkan KEN. Tapi kami memang buat roadmap-nya sampai 2027 angkanya segitu (14.000 MW) artinya 2025 bisa tercapai 23%," jelas Andy.

Sayangnya Andy tidak mengetahui detail proyek listrik mana saja yang terpangkas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi