KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (
JSMR) berencana menyelesaikan dua ruas jalan tol, yakni ruas Balikpapan - Samarinda dan Danowudu - Bitung. Selain itu, JSMR juga akan melanjutkan pengerjaan pada proyek Jakarta Cikampek II bagian Selatan pada sisa tahun ini. Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Indonesia Farah Rahmi mengatakan, penyelesaian dua ruas tol tersebut sudah sesuai dengan rencana perusahaan. Selain itu juga sudah menyesuaikan kebutuhan belanja modal atawa
capital expenditure (capex) dengan kondisi keuangan saat ini. Ia melihat penyelesaian dan pengoperasian kedua tol ini diharapkan dapat menambah kontribusi terhadap
toll road revenue perusahaan.
“Namun harus diperhatikan bahwa nanti akan ada penambahan
interest expense dari ruas tol yang sudah dioperasikan alias sudah selesai
grace period,” kata Farah kepada Kontan.co.id, Selasa (28/9).
Baca Juga: IDX BUMN20 sudah turun 14,60%, deretan saham ini masih bisa jadi pilihan Analis Erdikha Elit Sekuritas Regina Fawziah juga memandang positif rencana JSMR tersebut seiring sebelumnya beberapa progres proyek sempat terhambat oleh adanya penerapan PPKM. Apalagi, tahun ini JSMR juga menargetkan untuk capex berkisar di Rp 7 Triliun yang akan digunakan untuk pengembangan lini jalan tol. Regina bilang, dengan penyerapan capex pada semester pertama ini baru Rp 2 triliun, ia meyakini berlanjutnya pengerjaan proyek-proyek tersebut merupakan salah satu katalis yang positif bagi JSMR guna memaksimalkan penyerapan capex yang ada. Sementara dari sisi kinerja, Farah melihat setelah tertekan pada periode Juli - Agustus akibat PPKM, memasuki September, kondisi trafik JSMR sudah membaik. Ia menyebut, trafik JSMR sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan pendapatan jalan tol pada minggu ketiga September sudah lebih tinggi 2% dibanding kondisi normal selama pandemi Covid-19. Angka tersebut juga jauh lebih baik dibanding periode PPKM yang trafiknya turun hingga 30%. Ke depan, dengan tingkat vaksinasi yang semakin baik dan
herd-immunity yang terbentuk di kota-kota besar, Farah mengekspektasikan trafik JSMR akan terus mengalami peningkatan. Apalagi, secara jangka panjang, JSMR akan diuntungkan seiring pembukaan aktivitas ekonomi akan akan meningkatkan mobilitas masyarakat. Selain itu, ia menyebut fase
high-capex cycle JSMR yang sudah berakhir dan beralih menjadi lebih moderat akan mengurangi tekanan terhadap
balance sheet-nya. Ia memperkirakan capex untuk 2021-2024 akan berada di bawah Rp 7 triliun per tahun atau kurang dari 50% pendapatan JSMR. “Ditambah lagi adanya potensi additional cash-flow dan gain from divestment dari divestasi beberapa tol terhadap private investor maupun SWF,” imbuh Farah. Sedangkan, Regina melihat, secara jangka panjang menilai pergerakan saham JSMR cenderung konsolidasi karena biasanya pergerakan harga saham JSMR juga dipengaruhi oleh proyek-proyek yang sedang dikerjakan oleh emiten serta beberapa momentum khusus yang membuat aktivitas atau trafik tol. Regina pun merekomendasikan buy saham JSMR apabila harganya mampu bertahan di level support Rp 3.700 dengan target harga jangka menengah Rp 4.100 per saham. Namun, jika harganya sudah menembus level suppornya, sebaiknya investor bisa
wait and see terlebih dahulu.
Sementara Farah merekomendasikan beli saham JSMR dengan target harga Rp 5.100 per saham. Adapun, harga saham JSMR pada Selasa (28/9), menguat 0,80% ke Rp 3.800 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat