Proyek pemerintah dorong kredit sindikasi bank



JAKARTA. Proyek-proyek pemerintah yang menggeliat mendorong kredit sindikasi dari perbankan meningkat. Sejumlah bank besar mengaku mendapatkan kredit sindikasi dari proyek infrastruktur pemerintah di kuartal terakhir tahun ini. Beberapa proyek infrastruktur ini diantaranya adalah bandara, jalan tol, pelabuhan, dan pembangunan jaringan komunikasi.

Senior Vice President Corporate Banking 2 Group Bank Mandiri Dikdik Yustandi mengatakan, Bank Mandiri menjadi pemimpin sindikasi pada beberapa proyek besar pada kuartal IV 2016.

“Salah satunya adalah proyek paket pembangunan dan peremajaan lima bandara Angkasa Pura 1 yaitu Yogyakarta, Semarang, Surabaya dan Banjarmasih yang total nilainya adalah sebesar Rp 4 triliun,” ujar Dikdik, Senin, (3/10).


Bank Mandiri juga menjadi bagian dari pemimpin sindikasi dari proyek pembangunan jalan tol Manado Bitung dan beberapa proyek jalan tol lain seperti Banjarmasin dan Semarang Batang. Mandiri juga berpartisipasi ke beberapa proyek infrastrukur lain seperti jaringan kereta api dan peremajaan 900 gerbong kereta api listrik (KRL). 

Porsi jumlah kredit sindikasi Bank Mandiri sampai kuartal III 2016 mencapai 60% sampai 70% dari total kredit korporasi. Tahun depan, menurut Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar, jumlah kredit sindikasi bank berkode emiten BMRI ini berpotensi bisa mengalami kenaikan double digit. “Hal ini salah satunya dikontribusikan dari pembangunan infrastruktur pembangunan jaringan listrik 35 ribu MW,” ujar Royke, Senin, (3/10).

PT Bank Negara Indonesia juga pada kuartal IV 2016 mengincar tiga proyek besar sebagai pemimpin sindikasi. Menurut Pemimpin Unit Bisnis Sindikasi BNI Dedi Priambodo, tiga proyek tersebut adalah pertama proyek tol PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR) dengan nilai proyek Rp 3,4 triliun. Kedua adalah proyek jalan tol PT Pejagan Pemalang Tol Road dengan nilai proyek sebesar Rp 4,7 triliun.

“Proyek ketiga adalah dari pembangunan jaringan serat optik Palapa Ring Timur dimana BNI menjadi lead sindikasi dengan nilai proyek sebesar Rp 4,3 triliun,” ujar Dedi, Jumat, (30/9).

Adapun Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ  mengincar sektor kontruksi, infrastruktur dan telekomunikasi. “Beberapa ada yang lain seperti bilateral loan di sektor makanan dan minuman,” ujar Menurut Deputy General Manager Executive Vice President Head of Global Corporate Banking and Financial Institution Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Pancaran Affendi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini