Proyek pemerintah masih jadi pendorong bisnis beton pracetak dan semen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor infrastruktur yang diampu oleh pemerintah tampaknya masih menjadi faktor pendorong utama bisnis material bangunan, seperti beton precast dan semen. Masuk semester II ini peluang kenaikan demand kedua produk tersebut masih cukup signifikan.

Yushadi, Manajer Investor Relations PT Wika Beton Tbk (WTON) mengatakan anggaran infrastruktur pemerintah meningkat. "Kalau tahun ini Rp 410 triliun tahun depan bakal tumbuh lagi jadi Rp 420 triliun," sebutnya kepada Kontan.co.id, Rabu (5/9).

Menurut Yushadi, katalis di semester II ini masih ada beberapa proyek baik yang digarap Badan Umum Milik Negara (BUMN) maupun swasta yang bakal disuplai WTON. Hanya saja perseroan belum bisa membeberkannya lebih rinci.


"Yang jelas dari list project itu kami optimis target kontrak tahun ini Rp 7,56 triliun bakal tercapai," kata Yushadi. Selain itu, perseroan mengklaim untuk proyek beton precast secara head to head, WTON mengaku dapat mengempit pangsa pasar 40% di negara ini.

Soal pelemahan rupiah akhir-akhir ini, Yushadi tak menampik ada dampak yang dirasakan WTON. Khususnya bahan baku berupa besi dan baja, dimana mengalami kenaikan lantaran produksinya masih mengandalkan raw material impor.

Namun menurut Yushadi, efeknya bakal kelihatan di 3-4 bulan ke depan jadi belum terasa langsung. "Kenapa belum, karena suplai proyek sudah kami amankan beberapa bulan sebelumnya sehingga laba tidak jadi terkoreksi dengan harga besi," ungkapnya.

Guna mengantisipasi harga bahan baku, perseroan bakal melakuka evaluasi untuk penyesuaian harga. Menurut Yushadi harga pasti mengalami kenaikan seiring ongkos produksi yang meningkat.

Saat ini WTON memiliki kapasitas produksi beton precast 3,4 juta ton per tahun, dimana perseroan akan meningkatkan kapasitas pabrik tersebut menjadi 3,6 juta ton per tahun dalam waktu dekat. Adapun utilisasi untuk lini produk precast mencapai 87%.

Hal yang senada juga disampaikan oleh produsen semen PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP). Menurut Antonius Marcos, Sekretaris Perseroan PT INTP semester II masih diwarna kombinasi antara proyek pemerintah dan infrastruktur.

"Tentunya proyek pemerintah tetap lebih dominan," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (5/9). Sayangnya ia tidak bisa merinci besaran porsi proyek pemerintah tersebut.

Ditengah beban produksi produk material bangunan, tampaknya beberapa perseroan mulai membenahi harga jual produknya. Soal ini INTP belum dapat menerangkan lebih lanjut adanya kenaikan harga produk atau tidak dalam waktu dekat, dikala kondisi pasar semen yang over supply.

Namun Presiden Direktur PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB), Gary Schutz sempat mengatakan bahwa ke depan perseroan bakal menargetkan peningkatan harga jual dan pertumbuhan pendapatan hingga 6% seiring membaiknya kondisi pasar. Menurut dia, kemudahan kredit akan mendorong sentimen positif kepemilikan properti dan permintaan semen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti