Proyek pemerintah topang bisnis alat berat 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski alat berat diprediksi bakal bertumbuh di tahun depan, namun pelaku usahanya akan lebih waspada. Sebab pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak dan momentum kampanye pemilihan presiden (pilpres) kian menjelang.

"Sebab tahun depan sudah masuk pilkada, pebisnis cenderung wait and see," ujar Ketua Perhimpunan Agen Alat Berat Indonesia (PAABI) Djonggi Gultom kepada KONTAN (20/12). Namun demikian, menurut Djonggi proyek-proyek pemerintah yang mendukung permintaan alat berat tetap dijalankan.

Apalagi, menurutnya, kerja proyek infrastruktur akan digenjot dan hal ini dapat meningkatkan kebutuhan alat berat khususnya ekskavator dan buldoser. "Diproyeksikan 2018 nanti penjualan alat berat bisa 13.000 unit," sebut Djonggi.


Sampai akhir tahun ini saja, PAABI melihat penjualan alat berat dari agen distribusi bakal bisa menembus 10.000-10.500 unit. Djonggi optimis, usai pilkada berlangsung penjualan tahunan bakal bisa menyamai kondisi di 2011-2012.

Dimana pasar alat berat pada masa itu bisa menuai penjualan hingga 15.000 unit dalam satu tahun. PAABI optimis setidaknya di 2019-2020 angka tersebut dapat terwujud.

Saat ini saja, Djonggi mengakui bahwa agen alat berat masih belum bisa menyuplai permintaan yang melebihi ketersediaan barang. "Beberapa diler sulit penuhi kebutuhan karena keterbatasan stok," kata Djonggi.

Ia memperkirakan dari total jumlah permintaan alat berat, maka sekitar 30% masih kosong dan belum bisa dipenuhi. Diharapkan di pertengahan tahun depan ketersediaan barang dapat menyamai jumlah permintaan pelanggan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia