Jakarta. PLN menyebut elektrifikasi listrik dari 2008 hingga Oktober 2010 sebesar 66,28% dari jumlah pelanggan rumah tangga sebanyak 38.486.988 penduduk di 33 provinsi. Namun dari 33 provinsi tersebut ada 12 daerah yang elektrifikasinya dibawah 50%. "Ini masih lemah, kami mau prioritaskan daerah yang dibawah 50% elektrifikasi," tutur Dahlan Iskan, Direktur Utama PT PLN Persero.
Elektrifikasi ini terganggu karena ada proyek percepatan pembangunan 10.000 MW lewat PLTU yang masih terhambat. Proyek yang mandek tersebut yaitu PLTU Jateng Adipala Cialacap, PLTU Riau Bengkalis, PLTU Riau Selat Panjang, PLTU Riau Tenayan, PLTU Parit Baru, PLTU Kalbar Parit Baru, PLTU Kalbar Bengkayan, PLTU Kalteng Pulau Pisau, PLTU Kaltim Teluk Balikpapan, PLTU Maluku Ambon, dan PLTU Papua Timika. Selebihnya ada 7 PLTU yang progres pembangunannya dibawah 50%. Proyek terkendala karena masalah pembebasan lahan yang berlarut, dana pinjaman yang belum cair dan kondisi geografis daerah seperti lahan gambut. "Kami kordinasi hingga ke tingkat pemerintah daerah untuk selesaikan masalah ini," tambah Nasri Sebayang, Direktur Pengembangan Teknologi PLN.
Tahun 2011 PLN menargetkan peningkatan elektrifikasi listrik sebesar 69%. Karena itulah, kedepan PLN mulai mensinkronisasi dengan data BPS untuk survei elektrifikasi. "Kalau kami pakai data BPS angka elektrifikasi bisa 80%, tapi kami mau cek dulu, jangan-jangan sisanya pemakai listrik liar," klaim Dahlan. Proyek kebutuhan investasi PLN dan Indepent Power Produser (IPP) sampai dengan 2019 sebesar Rp 97,1 milliar, atau USD 9,7 milliar per tahun. PLN mencari pendanaan dari lembaga kuangan dalam negeri hingga sejumlah lembaga keuangan dari Jepang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini