PLTA Asahan III akan masuk 10.000 mw tahap IIJAKARTA. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengusulkan supaya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan III masuk dalam program 10.000 Megawatt (MW) tahap II. Tadinya, proyek PLTA Asahan III tersebut tidak masuk dalam program 10.000 mw. Proyek tersebut merupakan proyek kerjasama antara PLN dengan Jepang. Direktur Jenderal Listik dan Pemanfaatan Energi (LPE), J. Purwono mengungkapkan, Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero) sudah setuju dengan rencana ini. "Keputusan akhirnya akan ditentukan di rapat di kantor wakil presiden," kata Purwono. Purwono bilang, Kementerian ESDM memasukkan PLTA Asahan III kepada proyek 10.000 MW tahap II supaya proyek tersebut berjalan dengan cepat. Karena proyek ini sudah di mulai sejak 2004 lalu sehingga seharusnya proyek tersebut harus sudah selesai sejak 3 tahun lalu. Proyeknya molor karena ada masalah dengan pembebasan lahan. Untuk pendanaannya, Purwono bilang masih berasal dari pinjaman Japan Bank International Corporation (JBIC) sebesar US$ 230 juta. “Kalau ini sejak awal masuk program 10.000 mw tentunya cepat selesai, ini kan PLTA mestinya selesai 2007,” lanjut dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Proyek PLTA Asahan III Dimasukkan Dalam Program 10.000 MW Tahap II
PLTA Asahan III akan masuk 10.000 mw tahap IIJAKARTA. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengusulkan supaya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan III masuk dalam program 10.000 Megawatt (MW) tahap II. Tadinya, proyek PLTA Asahan III tersebut tidak masuk dalam program 10.000 mw. Proyek tersebut merupakan proyek kerjasama antara PLN dengan Jepang. Direktur Jenderal Listik dan Pemanfaatan Energi (LPE), J. Purwono mengungkapkan, Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero) sudah setuju dengan rencana ini. "Keputusan akhirnya akan ditentukan di rapat di kantor wakil presiden," kata Purwono. Purwono bilang, Kementerian ESDM memasukkan PLTA Asahan III kepada proyek 10.000 MW tahap II supaya proyek tersebut berjalan dengan cepat. Karena proyek ini sudah di mulai sejak 2004 lalu sehingga seharusnya proyek tersebut harus sudah selesai sejak 3 tahun lalu. Proyeknya molor karena ada masalah dengan pembebasan lahan. Untuk pendanaannya, Purwono bilang masih berasal dari pinjaman Japan Bank International Corporation (JBIC) sebesar US$ 230 juta. “Kalau ini sejak awal masuk program 10.000 mw tentunya cepat selesai, ini kan PLTA mestinya selesai 2007,” lanjut dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News