Proyek PLTGU Jawa-1 tetap ditargetkan rampung tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Power Indonesia optimistis proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 dapat beroperasi pada tahun 2021 mendatang.

President Commissioner PT Pertamina Power Indonesia Dharmawan H. Samsu mengakui pandemi covid-19 menjadi tantangan dalam pelaksanaan proyek.

"Visi kami adalah clean energy, proyek ini sekitar 70-an%, diharapkan dapat beroperasi di kuartal III 2021 walaupun dengan pandemi covid-19," terang Dharmawan dalam diskusi virtual, Kamis (27/8).


Dharmawan melanjutkan, proyek dengan kapasitas  1.760 Megawatt (MW). ini diarapkan mampu memnuhi kebutuhan listrik di Jawa dan area sekitar.

Baca Juga: Cari pendanaan, PLTS Terapung Cirata ditargetkan mulai konstruksi pertengahan 2021

Mengutip pemberitaan Kontan sebelumnya, Direktur PT Jawa Satu Power (JSP) Indra Trigha mengungkapkan, target proyek per 31 Mei 2020 sebesar 78%. Namun realisasi pembangkit listrik yang berlokasi di Cilamaya dan Cibatu Baru, Jawa Barat itu secara keseluruhan baru mencapai 75%.

Meski demikian, di tengah kondisi covid-19, Indra mengklaim bahwa capaian itu masih terjaga sesuai rencana. "Masih terkendali. saat ini pada tahap pemasangan peralatan utama power plant di site," kata Indra saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu silam (17/6).

Dia menyebutkan, pengerjaan di lapangan masih terus berjalan meski sempat terhambat lantaran pada masa Lebaran banyak pekerja lokal yang memilih untuk mudik lebih dulu sebelum lockdown. Pengaruh pandemi juga terasa pada pengiriman alat yang didatangkan dari Eropa. "Untuk peralatan power plant yang dari Eropa ada pengaruh pandemi, tetapi kita masih berusaha untuk menyelesaikan hal ini," ujarnya.

Asal tahu saja, PLTGU berkapasitas 1.760 MW ini memiliki nilai investasi sebesar US$ 1,8 miliar, dan merupakan bagian dari megaproyek 35.000 MW. Dikerjakan oleh konsorsium Pertamina Power Indonesia (PPI), proyek PLTGU Jawa-1 ini memiliki dua project company. Yakni PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR).

JSP bertanggung jawab untuk melakukan desain, konstruksi, dan mengoperasikan PLTGU Jawa-1. Sedangkan JSR bertanggung jawab atas desain dan konstruksi serta pengoperasian fasilitas FSRU yang akan menerima LNG dari kilang Tangguh.

Saham JSP dimiliki oleh konsorsium PPI, Marubeni, dan Sojitz dengan kepemilikan saham PPI 40%, Marubeni 40%, dan Sojitz 20% . Sedangkan saham JSR sebagian besar dimiliki oleh konsorsium PPI, Marubeni, Sojitz dan sisanya dimiliki oleh PT Humpuss Intermoda Transportasi dan Mitsui O.S.K Lines (MOL). Kepemilikan pada JSR adalah PPI 26%, Marubeni 20%, Sojitz 10%, Humpuss 25%, dan MOL 19%.

Baca Juga: Menilik progres megaproyek 35.000 MW yang diproyeksi bakal kembali molor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat