JAKARTA. PT Eksploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) memiliki proyek pembangunan dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Rengat dan Tembilahan. PLTU memang sedang menjadi tren baru industri energi belakangan ini, tapi sayangnya proyek PLTU CNKO di Rengat terhenti dalam beberapa waktu terakhir. Perlu diketahui, ada tujuh item pengerjaan proyek PLTU di Rengat. Dari ketujuh item tersebut, rata-rata penyelesaiannya baru mencapai 13%. Setidaknya, sejak bulan Januari hingga Agustus tahun ini, angka tersebut tidak berubah. Padahal, PLTU Rengat ditargetkan dapat selesai pada Februari 2015 untuk kemudian mulai beroperasi pada April di tahun yang sama. Masih pada periode yang sama, realisasi penggunaan dana untuk pengerjaan proyek tersebut juga tidak berubah. Realisasinya masih mandek di angka Rp 62,64 miliar. Sementara, perseroan masih harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 104,09 miliar untuk mengerjakan proyek tersebut hingga tahap final.
Proyek PLTU milik CNKO mandek
JAKARTA. PT Eksploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) memiliki proyek pembangunan dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Rengat dan Tembilahan. PLTU memang sedang menjadi tren baru industri energi belakangan ini, tapi sayangnya proyek PLTU CNKO di Rengat terhenti dalam beberapa waktu terakhir. Perlu diketahui, ada tujuh item pengerjaan proyek PLTU di Rengat. Dari ketujuh item tersebut, rata-rata penyelesaiannya baru mencapai 13%. Setidaknya, sejak bulan Januari hingga Agustus tahun ini, angka tersebut tidak berubah. Padahal, PLTU Rengat ditargetkan dapat selesai pada Februari 2015 untuk kemudian mulai beroperasi pada April di tahun yang sama. Masih pada periode yang sama, realisasi penggunaan dana untuk pengerjaan proyek tersebut juga tidak berubah. Realisasinya masih mandek di angka Rp 62,64 miliar. Sementara, perseroan masih harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 104,09 miliar untuk mengerjakan proyek tersebut hingga tahap final.