Proyek PLTU milik CNKO mandek



JAKARTA. PT Eksploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) memiliki proyek pembangunan dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Rengat dan Tembilahan. PLTU memang sedang menjadi tren baru industri energi belakangan ini, tapi sayangnya proyek PLTU CNKO di Rengat terhenti dalam beberapa waktu terakhir.

Perlu diketahui, ada tujuh item pengerjaan proyek PLTU di Rengat. Dari ketujuh item tersebut, rata-rata penyelesaiannya baru mencapai 13%. Setidaknya, sejak bulan Januari hingga Agustus tahun ini, angka tersebut tidak berubah. Padahal, PLTU Rengat ditargetkan dapat selesai pada Februari 2015 untuk kemudian mulai beroperasi pada April di tahun yang sama.

Masih pada periode yang sama, realisasi penggunaan dana untuk pengerjaan proyek tersebut juga tidak berubah. Realisasinya masih mandek di angka Rp 62,64 miliar. Sementara, perseroan masih harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 104,09 miliar untuk mengerjakan proyek tersebut hingga tahap final.

"Kondisi lahan akibat hujan, keterlambatan dokumen dan drawing untuk pekerjaan sipil menjadi hambatan pengerjaan proyek ini," tulis manajemen dalam laporan resminya, (16/9).

PLTU Tembilahan juga kondisinya tidak berbeda jauh. Ada perkembangan, tapi hanya sedikit. Dalam PLTU juga ada tujuh item utama pengerjaan proyek. Sejak bulan Januari hingga Juni, rata-rata penyelasaiannya 26%. Bulan Juli, persentasenya berubah menjadi 28%. Jika dirinci lebih lanjut, perubahan tersebut terjadi di item realisasi pembebasan lahan yang sebelumnya mencapai 25% menjadi 35%.

Lambatnya perkembangan proyek PLTU rengat bisa dipastikan akan membuat pengoperasian PLTU ini molor. Realisasinya baru mencapai 28%, tapi sebelumnya manajemen menargetkan dapat melakukan commisioning pada bulan November nanti dan dapat mulai beroperasi Desember tahun ini.

Realisasi penggunaan dana proyek ini sebesar Rp 144,68 miliar. Perseroan masih harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 50,69 miliar guna mencapai tahap finalisasi. Kondisi tanah yang berupa lahan gambut menjadi hambatan utama perseroan dalam pengerjaan proyek PLTU Tembilahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie