KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus memacu proyek diversifikasi bisnis miliknya. Salah satunya adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang Sumsel-8 berkapasitas 2x620 megawatt (MW). Direktur Utama Bukit Asam, Suryo Eko Hadianto mengatakan, kemajuan proyek dengan nilai mencapai US$ 1,68 miliar tersebut sudah mencapai 90% per Agustus 2021. “Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada kuartal pertama 2022,” terang Suryo saat paparan publik secara virtual, Rabu (1/9). Suryo melanjutkan, PLTU mulut tambang terbesar se-Asia Tenggara ini sudah menggunakan teknologi ramah lingkungan yang menghasilkan emisi karbon yang kecil. Sehingga, sejauh ini PTBA tidak memiliki rencana untuk melengkapi PLTU Sumsel-8 dengan fasilitas carbon capture. “Karena teknologi pembakaran batubara sudah menggunakan teknologi super kritikal, sehingga emisinya sangat minim,” sambung Suryo.
Baca Juga: Kinerja moncer, laba bersih Bukit Asam (PTBA) melonjak 38% di semester I-2021 Terkait dengan rencana perusahaan listrik Negara (PLN) untuk memensiunkan PLTU pada 2060, Suryo menilai hal tersebut tidak berdampak pada rencana jangka panjang PTBA. Sebab, implementasi rencana ini masih cukup lama, sekitar 40 tahun lagi. Selain PLTU mulut tambang, PTBA juga terus menggenjot diversifikasi lain, salah satunya proyek gasifikasi. Proyek strategis nasional (PSN) ini akan dilakukan di Tanjung Enim, Sumatra Selatan selama 20 tahun.
PTBA Chart by TradingView