KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsep hunian yang diintegrasikan dengan transportasi masal atau transit oriented development (TOD) semakin diminati pasca pandemi. Kini, banyak masyarakat mencari hunian dengan aksesibilitas yang baik, termasuk di antaranya dekat dengan transportasi umum. Real Estate Indonesia (REI) melihat aksesibilitas yang baik menjadi salah satu faktor penting ketika seseorang hendak mencari tempat tinggal. Maka dari itu, beroperasinya proyek TOD, seperti LRT Jabodebek misalnya, turut mendorong kenaikan harga properti-properti di sekitar jalur tersebut.
“Karena titik-titik itu punya aksesibilitas sangat baik. Jadi orang-orang ingin tinggal di situ, yang memudahkan dia ke tempat kerja dan ke tempat usaha. Harusnya ada harganya baik,” ungkap Sekretaris Jenderal(Sekjen) DPP REI Hari Gani, kepada Kontan.co.id, Jumat (14/7).
Baca Juga: Properti Berkonsep TOD Jadi Andalan Metropolitan Land (MTLA) pada Tahun Ini Hari tak memiliki data berapa tepatnya kenaikan harga properti berkonsep TOD tahun ini dibandingkan tahun lalu. Dia hanya menyampaikan bahwa memang saat ini proyek properti yang terus berkembang adalah properti-properti yang memiliki aksesibilitas baik, termasuk berdekatan dengan lokasi TOD maupun jalan tol baru. “Tapi yang paling pasti, sekarang yang bisa jalan properti itu adalah proyek-proyek yang aksesnya bagus, termasuk konsep TOD dan konsep tol,” tuturnya. Namun, aksesibilitas yang baik tidak menjadi satu-satunya faktor penting. Fasilitas- fasilitas pendukung seperti area komersial serta konsep hunian yang tepat juga menjadi faktor lain yang dipertimbangkan oleh calon konsumen. Dengan demikian, REI melihat bisnis properti berkonsep TOD punya prospek yang cukup bagus ke depan. Terutama, bagi proyek-proyek yang berada di wilayah kota metropolitan, seperti Jabodetabek dan Surabaya. Sebab, pengembangan transportasi massal di wilayah tersebut sudah cukup masif, sehingga potensi pengembangan proyek hunian TOD semakin besar pula. “Proyek TOD sangat bagus, karena itu ciri dari kota metrpolitian sarana dan prasarana trsnportasi semakin bagus. dmn di situ akan berpotensi dibangun proyek-proyek TOD,” tandasnya. Salah satu pengembang properti berkonsep TOD adalah PT Adhi Commuter Properti Tbk. (ADCP). Saat ini ADCP tengah mengembangkan 12 proyek berkonsep Transit Oriented (TOD) seluas 121,7 Ha.
Baca Juga: LRT Jabodebek Beroperasi, ADCP Prediksi Harga Hunian TOD Berpotensi Naik Hingga 50% Beberapa proyek hunian berkonsep TOD yang terkoneksi langsung dengan Stasiun LRT meliputi proyek LRT CITY Bekasi-Eastern Green, LRT CITY Bekasi-Green Avenue, LRT CITY Jatibening, LRT CITY MTH, LRT CITY Tebet, LRT CITY Ciracas, LRT CITY Cibubur, serta LRT CITY Cikunir.
Selain itu, ADCP juga mengembangkan hunian berkonsep TOD yang terkoneksi dengan Stasiun LRT Jabodebek pada pengembangan fase 2 yakni LRT CITY Sentul, dan ADHI CITY Sentul. Manajemen ADCP menyebutkan, ketika LRT Jabodebek beroperasi harga hunian TOD berpotensi untuk naik hingga 50%. “ADCP optimistis hunian TOD berprospek cerah, tentunya dengan momentum beroperasionalnya LRT tahun ini,” ungkap Sekretaris Perusahahaan ADCP Bayu Purwana kepada Kontan.co.id, belum lama ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi