Proyek-Proyek Strategis Migas yang Terdampak Kondisi Global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala  Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, kondisi global saat ini mempengaruhi portofolio international oil company sehingga berdampak pada target on stream Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Kondisi global membuat perubahan-perubahan portoflio dari international oil company yang kemudian kondisinya belum menentu," jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapatan (RDP) dengan Komisi VII DPR RI yang disaksikan secara virtual, Rabu (2/2).

Dwi mencontohkan, proyek PSN yang terdampak adalah Jambaran Tiung Biru yang awalnya ditargetkan on stream pada akhir tahun 2021 menjadi bergeser pada kuartal II 2022. "Kami harapkan Mei 2022 proyek ini dapat on stream," ujar Dwi.


Baca Juga: SKK Migas Targetkan 12 Proyek Ini Dapat On Stream di Tahun 2022

Melansir materi SKK Migas, perkembangan proyek Jambaran Tiung Biru dengan estimasi investasi sebesar US$ 1,53 miliar ini progresnya sudah mencapai 95,42%.

Dwi melanjutkan, kemudian proyek Tangguh Train-3 tadinya diperkirakan on stream sekitar September 2021 yang kemudian tergeser di Desember 2022 karena pandemi mengganggu aktivitas mobilisasi. Adapun pada proyek ini kegiatan on shore yang masih terkendala.

Kemudian perkembangan proyek  Indonesia Deepwater Development (IDD) yang dikelola oleh Chevron Indonesia masih dalam proses mencari operator pengganti.

Melansir materi SKK Migas, proyek IDD dengan investasi US$ 6,98 miliar ini diproyeksikan akan on stream pada kuartal IV 2025. Adapun saat ini dalam proses pengalihan interest WK Rapak dan Ganal.

Proyek PSN lainnya adalah proyek  Abadi Masela di mana Inpex Corporation selaku operator proyek. Dwi  mengatakan saat ini proyek Abadi Masela masih dalam proses diskusi untuk strategi pengembangan lebih lanjut.

Dalam materi paparannya, SKK Migas masih memproyeksikan proyek Abadi Masela dapat on stream pada kuartal II 2027.

Baca Juga: Kejar Target Produksi Tahun Ini, Simak Sejumlah Strategi SKK Migas

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) merupakan proyek pengembangan 5 lapangan gas di laut dalam di kedalaman laut antara 975 m–1.785 m yang dilakukan secara terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan gas pasar domestik dan Kilang LNG Bontang.

Pada proyek IDD, Chevron bertindak sebagai operator. Perusahaan tersebut menguasai 62% hak partisipasi atau participating interest (PI). Sisanya dikuasai oleh ENI dengan porsi sebanyak 20% dan Sinopec Group 18%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto