Proyek PSN Berlanjut Jelang Pergantian Pemerintah, Simak Rekomendasi Saham BUMN Karya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah proyek strategis nasional (PSN) masih berlanjut menjelang pergantian pemerintahan. Masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera berakhir dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto akan dilantik pada tanggal 20 Oktober 2024.

Salah satu program yang digencarkan pada masa pemerintahan Presiden Jokowi adalah pembangunan infrastruktur. Beredar kabar bahwa pemerintahan Prabowo juga berkomitmen akan melanjutkan pembangunan infrastruktur warisan Jokowi, meskipun anggaran infrastruktur untuk RAPBN 2025 diturunkan.

Di sisi lain, terdapat wacana bahwa pemerintahan Prabowo akan melakukan reformasi besar-besaran terhadap Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satu wacana yang mengemuka adalah penghapusan struktur Kementerian BUMN dan menggantinya dengan model badan atau super holding.


Kinerja sejumlah emiten BUMN Karya lantas menjadi sorotan. Misalnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) memiliki 40 PSN sejak tahun 2020 hingga hari ini.

Sekretaris Perusahaan PTPP Joko Raharjo mengatakan, total nilai kontrak yang diraih dari 40 PSN itu sejak tahun 2020 sebesar Rp 47,5 triliun. 

“PTPP telah menyelesaikan 82,71% PSN, di antaranya adalah Proyek Pelabuhan Benoa Paket B, Proyek Smelter Kolaka, dan Proyek Bendungan Lolak III,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Kamis (3/10).

Baca Juga: Deretan Emiten yang Tersengat Deflasi 5 Bulan Beruntun

Meskipun terjadi pergantian pemerintahan, PTPP mengaku masih fokus untuk memenuhi target kinerja tahun 2024 serta menyelesaikan proyek-proyek on going

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, PTPP menargetkan raihan nilai kontrak baru sebesar Rp 32 triliun di tahun 2024.

Terkait progres rencana peleburan BUMN Karya, PTPP belum berkomentar banyak. Asal tahu saja, PTPP rencananya akan dilebur dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

“Kami juga masih menunggu arahan selanjutnya dari Kementerian BUMN terkait dengan peleburan BUMN Karya,” tutur dia.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas melihat, pergantian pemerintahan seharusnya tidak akan mengganggu pada penyelesaian PSN yang dilakukan para emiten BUMN Karya.

“Kami meyakini proyeknya bisa berjalan dengan lancar, mengingat presiden terpilih juga mendukung program pemerintahan sebelumnya,” kata Sukarno, Kamis (3/10).

Baca Juga: IHSG Turun 0,26%, Cek Proyeksi dan Rekomendasi Saham Untuk Jumat (4/10)

Rencana peleburan holding BUMN Karya dilihat berpotensi akan membuat kinerja para emiten bisa lebih baik. Sebab, peleburan tersebut bisa menciptakan efisiensi biaya, membuat fokus target mereka lebih terkoordinasi, dan memperkuat posisi di industri konstruksi Tanah Air.

Hingga akhir 2024, kinerja para emiten BUMN Karya juga berpotensi bisa tumbuh jika penyelesaian proyek dilakukan lebih cepat seiring dengan target Presiden Jokowi. 

“Jika proyek tersebut bisa selesai lebih cepat, para emiten juga bisa melakukan efisiensi dari sisi operasional,” tutur Sukarno.

Sentimen positif yang akan mendorong kinerja para emiten adalah kelanjutan proyek PSN dan dukungan pemerintah yang baru terhadap pembangunan infrastruktur. 

“Sementara, sentimen negatif yang akan memengaruhi kinerja mereka adalah potensi kenaikan biaya proyek akibat harga bahan baku dan tenaga kerja yang meningkat,” paparnya.

Baca Juga: IHSG Ambles 0,26%, Intip Proyeksi & Rekomendasi Saham Untuk Jumat (4/10)

Sukarno merekomendasikan hold untuk ADHI, PTPP, dan WIKA dengan target harga masing-masing Rp 300-Rp 320 per saham, Rp 480-Rp 500 per saham, dan Rp 420-Rp 440 per saham.

“Tapi tetap hati-hati, karena secara teknikal masing-masing kinerja saham emiten BUMN Karya cenderung bergerak downtrend atau breakdown support area konsolidasi,” ungkap dia.

Founder Stocknow.id Hendra Wardana melihat, menuju pergantian pemerintahan, sejumlah PSN yang dikelola oleh BUMN Karya masih dalam proses penyelesaian dan diharapkan rampung tahun ini. 

Dampak dari proyek-proyek ini terhadap kinerja emiten BUMN Karya pun cukup signifikan. Meskipun begitu, tak bisa ditampik bahwa tetap ada kekhawatiran terkait kesinambungan proyek menjelang pergantian kepemimpinan.

Namun, dengan komitmen pemerintah baru di bawah Prabowo untuk meneruskan pembangunan yang telah dimulai oleh Presiden Jokowi, proyek-proyek ini diharapkan tetap berjalan lancar. 

“Komitmen ini penting untuk menjaga kepercayaan investor dan memastikan bahwa investasi yang telah dilakukan tidak terhenti,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Kamis (3/10).

Baca Juga: Pantau Top Losers LQ45 saat IHSG Melemah pada Kamis (3/10), Ada SIDO, BUKA, dan MEDC

Di sisi lain, peleburan holding BUMN Karya juga akan memengaruhi kinerja mereka ke depan. Wacana pembentukan superholding BUMN yang menggantikan peran Kementerian BUMN dapat memberikan efisiensi dan sinergi yang lebih baik di antara perusahaan-perusahaan infrastruktur. 

Namun, hal ini juga bergantung pada kebijakan yang akan diambil oleh presiden dan menteri BUMN yang baru. 

“Jika dikelola dengan baik, peleburan ini bisa mendorong inovasi dan penghematan biaya, yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas dan daya saing emiten BUMN Karya,” papar dia.

Hendra melihat, prospek kinerja emiten BUMN Karya di kuartal III 2024 tampak menjanjikan, dengan kemungkinan untuk mencatatkan hasil yang lebih baik dibandingkan semester pertama tahun ini. 

Komitmen pemerintah baru untuk melanjutkan proyek-proyek strategis pun bisa menjadi pendorong bagi kinerja para emiten BUMN Karya ke depan. 

Baca Juga: IHSG Turun 0,26% ke 7.543 pada Kamis (3/10), SMGR, EXCL, ASII Top Gainers LQ45

Namun, tantangan untuk kinerja mereka pun tetap ada. Sebut saja, fluktuasi biaya material dan potensi perubahan regulasi yang bisa memengaruhi progres proyek. 

“Sentimen-sentimen tersebut kemungkinan akan bertahan hingga akhir kuartal IV 2024, tetapi tergantung pada bagaimana pemerintah baru mengelola dan mendukung sektor infrastruktur, ungkapnya.

Hendra pun merekomendasikan beli untuk WIKA, PTPP, dan ADHI dengan target harga hingga akhir tahun masing-masing Rp 492 per saham, Rp 525 per saham, dan Rp 344 per saham. 

“Dengan dukungan dari kebijakan pemerintah yang berkelanjutan, saham-saham ini dapat menjadi pilihan yang baik bagi investor yang ingin berinvestasi di sektor infrastruktur, terutama di tengah komitmen untuk mempercepat pembangunan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati