Proyek reklamasi APLN bikin kinerja maksimal



JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) akan reklamasi pantai Utara, Jakarta tahun depan. Perusahaan ini menyiapkan dana Rp 1 triliun-Rp 2 triliun untuk ekspansi tersebut.

Indra Wijaya, Wakil Direktur Utama APLN mengatakan, proses reklamasi akan dilakukan secara bertahap. Tapi APLN masih belum memaparkan total kebutuhan dana untuk proyek tersebut.

Saat ini APLN baru dalam proses masterplan, perizinan, konsultan, dan arsitek. Nilai investasinya pun masih kecil.


Para analis menilai, proyek ini dapat meningkatkan pendapatan APLN secara signifikan dalam jangka panjang. Reza Nugraha, Analis MNC Securities mengatakan, pada 2017 proyek reklamasi ini baru akan menghasilkan dan berkontribusi bagi APLN. "Pembangunan ini membutuhkan waktu 2,5 tahun," kata dia, Senin (15/12).

Kalau hitungan Analis DBS Vickers, Edward Tanuwijaya mengatakan, kontribusi proyek ini baru akan terasa pada 2019 atau 2020. "Maka dari itu kami tak masukan proyek Pulit City ini dalam proyeksi kita di 2015," ujar dia. Meskipun, manajemen APLN optimistis, bisa mendapatkan lisensi pembangun proyek ini di akhir tahun 2014.

Proyek yang berlabel Pluit City ini akan berisi tiga pulau buatan seluas 160 hektare (ha). Pada lahan tersebut, APLN akan membangun kota mandiri dengan proyek residential dan komersial mencapai 60% dari total lahan.

APLN juga akan membangun 20 menara berkapasitas 500 unit per apartemen dan akan dikembangkan juga 1.200 ruko serta villa. Proyek ini, menyasar kalangan menengah atas.

Tingkat utang tinggi

Kebutuhan dana untuk membangun proyek raksasa ini tentu sangat besar. Reza menilai, APLN akan kesulitan mencari pinjaman lantaran rasio utang sudah terbilang tinggi. Hitungan Reza, debt equity ratio (DER) APLN yakni 2,3 kali. Padahal untuk perusahaan properti rata-rata memiliki DER 1 kali. "DER APLN cukup tinggi dan ini bisa menjadi tekanan tersendiri untuk pembangunan proyek Pluit City," ujar dia.

Apalagi kini makro ekonomi Indonesia tak stabil dan suku bunga masih di level tinggi, sehingga dapat berpengaruh pada performa APLN ke depan. Maklum, keadaan sektor properti memang rentan dengan faktor tersebut.

APLN juga harus menghadapi kenaikan harga bahan baku dan inflasi di tahun depan. Nah untuk mengatasinya, manajemen APLN berencana menaikkan harga properti 10% hingga 15% di Januari 2015.

Reza dan Edward menilai, aksi ini bisa menolong APLN mempertahankan margin. Tapi Reza mengingatkan, kenaikan harga dapat menekan daya beli masyarakat. Edward menambahkan, pasar apartemen akan turun lantaran harga yang naik.

Edward memproyeksikan, hingga akhir tahun APLN akan mengantongi pendapatan Rp 4,98 triliun dengan laba bersih Rp 784 miliar. Sedangkan tahun depan, ia menghitung pendapatan APLN mencapai Rp 5,8 triliun dengan laba Rp 832 miliar. Dia merekomendasikan hold di Rp 361.

Reza merekomendasi hold di Rp 380. Dan Analis BNI Securities, Thendra Crisnanda, Analis BNI Securities menyarankan hold di Rp 395. Senin (15/11), harga APLN turun 2,03% ke Rp 338.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana