JAKARTA. Proyek pembangunan rel kereta api untuk mengangkut batubara PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) dari Muara Enim menuju Lampung masih tersendat. Bahkan, Bukit Asam sedang mengkaji ulang kontrak kerjasama dengan dua mitranya dari China: Transpacific Railway Infrastructure dan China Railway Engineering Corporation. Direktur Utama Bukit Asam Sukrisno bilang, review itu ditempuh lantaran studi kelayakan proyek dilakukan pada 2006 silam. Padahal, sekarang sudah tahun 2010. Jadi, kemungkinan terjadi kenaikan nilai proyek akibat perubahan harga baja dan nilai tukar yuan terhadap rupiah. Namun, Sukrisno mengaku belum mengetahui besaran kenaikan nilai proyek yang sebelumnya ditaksir sebesar US$ 1,08 miliar itu. Alasannya, tim dari Bukit Asam dan dua perusahaan China tersebut masih membahasnya. "Minggu depan tim kami akan ke China lagi untuk negosiasi. Mudah-mudahan tidak lama lagi akan selesai sehingga bisa meneken kontrak dan tiang pancang," kata dia, Kamis (18/1). Sukrisno berharap, kenaikan nilai proyek tersebut masih dalam batas wajar. Sehingga, perusahaannya tidak perlu repot mencari dana tambahan.
Proyek Rel Kereta Api Bukit Asam Masih Tersendat
JAKARTA. Proyek pembangunan rel kereta api untuk mengangkut batubara PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) dari Muara Enim menuju Lampung masih tersendat. Bahkan, Bukit Asam sedang mengkaji ulang kontrak kerjasama dengan dua mitranya dari China: Transpacific Railway Infrastructure dan China Railway Engineering Corporation. Direktur Utama Bukit Asam Sukrisno bilang, review itu ditempuh lantaran studi kelayakan proyek dilakukan pada 2006 silam. Padahal, sekarang sudah tahun 2010. Jadi, kemungkinan terjadi kenaikan nilai proyek akibat perubahan harga baja dan nilai tukar yuan terhadap rupiah. Namun, Sukrisno mengaku belum mengetahui besaran kenaikan nilai proyek yang sebelumnya ditaksir sebesar US$ 1,08 miliar itu. Alasannya, tim dari Bukit Asam dan dua perusahaan China tersebut masih membahasnya. "Minggu depan tim kami akan ke China lagi untuk negosiasi. Mudah-mudahan tidak lama lagi akan selesai sehingga bisa meneken kontrak dan tiang pancang," kata dia, Kamis (18/1). Sukrisno berharap, kenaikan nilai proyek tersebut masih dalam batas wajar. Sehingga, perusahaannya tidak perlu repot mencari dana tambahan.