JAKARTA. Pasar residensial diramalkan semakin marak di sepanjang jalan tol Jakarta Outer Ring Road West 2 (JORR W2) ruas Kebon Jeruk–Ulujami. Anak usaha PT Jasa Marga Tbk, PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ) selaku pemegang konsesi menjanjikan jalan tol ini bisa dilewati kendaraan mulai Juli 2014.Asal tahu saja, jalan tol W2 Kebon Jeruk–Ulujami sepanjang 7,7 kilometer (km) terbagi dua seksi. Seksi I yaitu Kebun Jeruk–Joglo sudah lebih dulu diresmikan pada Desember 2013. Nah, saat ini MLJ tinggal merampungkan seksi II yaitu Joglo–Ulujami.Associate Director Residential Sales & Leasing Colliers International Aleviery Akbar bilang, harga lahan pada kawasan yang dilalui jalan tol tersebut sudah naik sejak proses pembangunan dimulai. Namun dia tidak menyebut besarnya kenaikan yang terjadi. "Pada saat jalan tol dibuka justru kenaikannya sudah melambat," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (10/6).Sedangkan Manager Research Coldwell Banker Meyriana Kesuma memperkirakan kenaikan harga sekitar 20% sejak awal proses pembangunan. "Efeknya sudah terasa sejak ada rencana pembangunan jalan tol," ujarnya.Sayang, baik Aleviery maupun Meyriana mengaku tidak punya data harga terkini pada lahan di kawasan di sepanjang jalan tol. Namun, keduanya sepakat beroperasinya jalan tol membuka potensi pengembangan proyek residensial, khususnya untuk kelas menengah sampai dengan menengah atas. Sementara pertumbuhan proyek komersial tidak terlalu kencang. Soalnya, belum ada pengembang besar yang berani masuk ke sana.Alasan lain, lahan yang tersisa untuk proyek baru di sepanjang jalan tol tinggal sedikit. Lahan yang ada pun sudah dikuasai oleh pengembang kecil, atau individu.Apartemen marakNamun, PT Metropolitan Kentjana Tbk termasuk salah satu pengembang yang diuntungkan oleh beroperasinya jalan tol ini. Pasalnya, pengembang ini juga punya lahan di Bintaro yang dilalui jalan tol ini, persisnya di dekat gerbang tol Veteran.Metropolitan Kentjana baru mulai memasarkan proyek residensial yang dinamai Villa Anggrek tersebut tahun ini. "Pengaruh jalan tol tentu ada. Berkat jalan tol, dari lokasi proyek ke Pondok Indah cuma lima menit," ujar Jeffri S. Tanudjaja, Wakil Presiden Direktur Metropolitan Kentjana, Rabu (11/6).Jeffri memberi gambaran, harga lahan di proyeknya sudah naik dari Rp 10 juta per meter persegi (m²) menjadi Rp 13 juta per m² hanya dalam waktu dua bulan. Namun dia enggan memberi tahu proyeksi kenaikan harga ke depannya. "Mekanisme pasar yang menentukan," elaknya.Lahan milik Metropolitan Kentjana di Bintaro tidak terlalu besar, cuma tiga hektare (ha). Jeffri memperkirakan lahan akan habis tahun ini juga. Meski begitu, melihat sulitnya mencari lahan kosong, perusahaan belum punya rencana akuisisi lagi.Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Ciputra Property Tbk Artadinata Djangkar juga menyebut jalan tol JORR W2 membawa pengaruh yang luar biasa setelah tersambung sampai ke Ulujami. "Dari jalan TB Simatupang, Bintaro, dan Pondok Indah kalau mau ke Bandara Soekarno-Hatta pasti lewat proyek kami," jelasnya.Ciputra berniat mengembangkan superblok Ciputra International seluas tujuh ha yang dilewati oleh jalan tol, persisnya di dekat gerbang tol Kembangan. Rencananya, perusahaan akan melakukan peletakan batu pertama pada semester II-2014 nanti.Sayang Artadinata tidak bersedia memberi tahu pasaran harga lahan saat ini, maupun prediksi kenaikan harga. Sebagai ilustrasi, Ciputra akan memasarkan apartemen dengan harga Rp 23 juta per m²-Rp 27 juta per m².Presiden Direktur broker properti ERA Indonesia Darmadi Darmawangsa memperdiksi pasar yang banyak terserap adalah apartemen kelas menengah berkisar Rp 400 juta–Rp 500 juta per unit.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Proyek residensial bakal mengepung JORR W2
JAKARTA. Pasar residensial diramalkan semakin marak di sepanjang jalan tol Jakarta Outer Ring Road West 2 (JORR W2) ruas Kebon Jeruk–Ulujami. Anak usaha PT Jasa Marga Tbk, PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ) selaku pemegang konsesi menjanjikan jalan tol ini bisa dilewati kendaraan mulai Juli 2014.Asal tahu saja, jalan tol W2 Kebon Jeruk–Ulujami sepanjang 7,7 kilometer (km) terbagi dua seksi. Seksi I yaitu Kebun Jeruk–Joglo sudah lebih dulu diresmikan pada Desember 2013. Nah, saat ini MLJ tinggal merampungkan seksi II yaitu Joglo–Ulujami.Associate Director Residential Sales & Leasing Colliers International Aleviery Akbar bilang, harga lahan pada kawasan yang dilalui jalan tol tersebut sudah naik sejak proses pembangunan dimulai. Namun dia tidak menyebut besarnya kenaikan yang terjadi. "Pada saat jalan tol dibuka justru kenaikannya sudah melambat," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (10/6).Sedangkan Manager Research Coldwell Banker Meyriana Kesuma memperkirakan kenaikan harga sekitar 20% sejak awal proses pembangunan. "Efeknya sudah terasa sejak ada rencana pembangunan jalan tol," ujarnya.Sayang, baik Aleviery maupun Meyriana mengaku tidak punya data harga terkini pada lahan di kawasan di sepanjang jalan tol. Namun, keduanya sepakat beroperasinya jalan tol membuka potensi pengembangan proyek residensial, khususnya untuk kelas menengah sampai dengan menengah atas. Sementara pertumbuhan proyek komersial tidak terlalu kencang. Soalnya, belum ada pengembang besar yang berani masuk ke sana.Alasan lain, lahan yang tersisa untuk proyek baru di sepanjang jalan tol tinggal sedikit. Lahan yang ada pun sudah dikuasai oleh pengembang kecil, atau individu.Apartemen marakNamun, PT Metropolitan Kentjana Tbk termasuk salah satu pengembang yang diuntungkan oleh beroperasinya jalan tol ini. Pasalnya, pengembang ini juga punya lahan di Bintaro yang dilalui jalan tol ini, persisnya di dekat gerbang tol Veteran.Metropolitan Kentjana baru mulai memasarkan proyek residensial yang dinamai Villa Anggrek tersebut tahun ini. "Pengaruh jalan tol tentu ada. Berkat jalan tol, dari lokasi proyek ke Pondok Indah cuma lima menit," ujar Jeffri S. Tanudjaja, Wakil Presiden Direktur Metropolitan Kentjana, Rabu (11/6).Jeffri memberi gambaran, harga lahan di proyeknya sudah naik dari Rp 10 juta per meter persegi (m²) menjadi Rp 13 juta per m² hanya dalam waktu dua bulan. Namun dia enggan memberi tahu proyeksi kenaikan harga ke depannya. "Mekanisme pasar yang menentukan," elaknya.Lahan milik Metropolitan Kentjana di Bintaro tidak terlalu besar, cuma tiga hektare (ha). Jeffri memperkirakan lahan akan habis tahun ini juga. Meski begitu, melihat sulitnya mencari lahan kosong, perusahaan belum punya rencana akuisisi lagi.Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Ciputra Property Tbk Artadinata Djangkar juga menyebut jalan tol JORR W2 membawa pengaruh yang luar biasa setelah tersambung sampai ke Ulujami. "Dari jalan TB Simatupang, Bintaro, dan Pondok Indah kalau mau ke Bandara Soekarno-Hatta pasti lewat proyek kami," jelasnya.Ciputra berniat mengembangkan superblok Ciputra International seluas tujuh ha yang dilewati oleh jalan tol, persisnya di dekat gerbang tol Kembangan. Rencananya, perusahaan akan melakukan peletakan batu pertama pada semester II-2014 nanti.Sayang Artadinata tidak bersedia memberi tahu pasaran harga lahan saat ini, maupun prediksi kenaikan harga. Sebagai ilustrasi, Ciputra akan memasarkan apartemen dengan harga Rp 23 juta per m²-Rp 27 juta per m².Presiden Direktur broker properti ERA Indonesia Darmadi Darmawangsa memperdiksi pasar yang banyak terserap adalah apartemen kelas menengah berkisar Rp 400 juta–Rp 500 juta per unit.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News