Proyek Rp 193 triliun di Sulawesi akan dibangun



JAKARTA. Selain Jawa dan Sumatera, pemerintah juga menggeber proyek infrastruktur di Sulawesi. Pemerintah menargetkan proyek infrastruktur di koridor Sulawesi dapat menyerap investasi hingga Rp 193 triliun. Dana itu untuk membiayai sekitar 83 proyek di Bumi Celebes.

Sharif Cicip Sutardjo, Ketua Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Koridor Sulawesi, bilang, 83 proyek itu akan dikerjakan selama tiga tahun sampai dengan 2015. "Proyek ini untuk mendorong perekonomian di Sulawesi," kata Menteri Kelautan dan Perikanan itu, kemarin.

Cicip menjelaskan, selama ini banyak kendala yang dapat menghambat perkembangan ekonomi di Sulawesi. Salah satunya soal keterhubungan (konektivitas) antar wilayah yang masih minim.


Ie mencontohkan, banyak kondisi jalan nasional Sulawesi yang rusak ringan hingga rusak berat. Selain itu, keterbatasan angkutan yang murah, kapasitas daya tampung bandara rendah, serta minimnya pelabuhan yang bisa berfungsi sebagai pelabuhan internasional.

Masalah lain, jaringan listrik yang belum merata di Sulawesi serta belum maksimalnya pembangunan infrastruktur kawasan kepulauan termasuk kawasan perbatasan.

Maka itu, proyek infrastruktur di koridor Sulawesi diprioritaskan ke proyek jalan trans Sulawesi, pelabuhan dan proyek lain.

Koridor ekonomi Sulawesi terdiri dari enam pusat pertumbuhan ekonomi, yakni Makassar, Manado, Kendari, Mamuju, Palu, dan Gorontalo. "Agar ini berjalan lancar, perlu rencana yang baik untuk mengatasi kendala di atas," kata Cicip.

Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sulawesi Selatan berharap proyek infrastruktur di Sulawesi bisa diperbanyak lagi agar bisa menjaring investasi lebih besar. Dia menyatakan bahwa enam provinsi di Sulawesi mengharapkan arus investasi ke koridor Sulawesi bisa mencapai Rp 576 triliun.

Target investasi itu bisa didapat dari pelaksanaan proyek di sektor perikanan, pertanian dan pertambangan. "Melihat potensi yang ada kami yakin target itu bisa tercapai," ujar Syahril.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie