Proyek rumah tapak masih menarik bagi pengembang



JAKARTA. Prospek bisnis properti landed house atau rumah tapak tampaknya masih menarik. Pasalnya, para pengembang masih tetap tertarik untuk mengembangkan proyek-proyek hunian tapak.

PT Metropolitan Land Tbk (Metland) misalnya masih terus berencana untuk meluncurkan kluster-kluster perumahan baru di tujuh kawasan yang sudah mereka kembangkan.

Menurut Olivia Surodjo, Direktur Keuangan Metland menilai prospek rumah tapak di Jabodetabek masih bagus karena masyarakat yang sudah memiliki keluarga masih lebih senang memiliki rumah yang memiliki halaman.


Dengan dukungan cadangan lahan yang masih cukup besar, emiten berkode MTLA ini masih tetap bisa mengembangkan rumah tapak. Saat ini, Metland masih memiliki landbank seluas 670 hektare yang tersebar di tujuh kawasan yang sudah mereka kembangkan. Terbesar ada di Cibitung dengan luas mencapai 285 ha, sedangkan di kawasan lain masih memiliki landbank masing-masing sekitar 50 ha - 85 ha.

Metland masih memilih fokus untuk mengembangkan proyek hunian di Jabodetabek. Tahun depan, mereka berencana meluncurkan kluster-kluster perumahan di proyek eksistinh mereka. "Kami akan rilis landed house di semua proyek eksisting kita kecuali di Metland Cyber City," ungkap Olivia pada KONTAN, Rabu (30/11).

Sementara di luar Jabodetabek, Metland masih belum berniat untuk mengembangkan proyek hunian. Kalaupun mereka menyasar luar Jabodetabek arahnya akan ke proyek komersial.

Meskipun tetap masih fokus membangun rumah tapak, namun sudah mulai merambah ke proyek highrise. Sebab menurut perseroan sudah semakin banyak orang-orang muda lebih senang tinggal di apartemen karena dinilai lebih praktis.

Oleh karena itu, Metland akan menambah variasi produk di kawasan mereka berupa hunian apartemen. Tahun lalu, mereka sudah meluncurkan satu apartemen bertajuk Kaliana di Metland Transyogi. Sementara tahum depan, perusahaan ini akan melurkan tiga tower apartemen. Satu tower di Metland Tambun dan dua tower di Meland Cyber City yang merupakan kerjasama dengan Ascendas.

PT HK Realtindo juga menilai prospek hunian landed masih sangat menarik. Itu sebabnya anak usaha perusahaan konstruksi pelat merah ini akan fokus mengembangkan rumah tapak sejak tahun ini.

"Selama ini kita fokus garap proyek highrise, tapi ke depan kita akan mulai memperbesar proyek landed.," ungkap Taufik Hendra Kusuma, Direktur Keuangan HK Realtindo.

Taufik bilang pasar landed masih sangat bagus karena kekurangan rumah atau backlog perumahan yang saat ini mencapai 11,4 juta sebagian besar ada di rumah tapak. Menurutnya, itu wajar karena kebanyakan masyarakat Indonesia masih lebih senang memiliki hunian landed karena secara psikologis lebih senang tinggal di rumah yang memiliki halaman.

Selain itu, lanjutnya, orang memilih rumah tapak karena harga tanah yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Taufik melihat kebanyak orang yang ingin memiliki rumah pertama masih memilih untuk beli landed house.

HK Realtindo akan terus mengembangkan rumah tapak. Taufik mengatakan kawasan yang masih prospektif untuk dikembangkan menjadi proyek landed house adalah yang berdekatan dengan akses transportasi massal. Oleh karena itu, mereka tengah membidik pengembangan perumahan di kawasan penyangga Jakarta yang dekat yang memiliki akses transportasi.

Saat ini HK Realtindo sedang menjajangi pengembangan proyek landed housedi beberapa wilayah Jabodetabek. Sementara proyek rumah tapak yang sudah mereka kembangkan ada di sawangan dan Pejaten.

Selain itu, wilayah lain menurut HK Realtindo yang menarik dikembangkan menjadi kawasan landed house ada di Palembang dan Lampung sejalan dengan pengembangan infrastruktur jalan tol yang sedang dibangun induknya di Trans Sumatera. Saat ini mereka tengah melakukan pembebasan lahan di kedua kota tersebut untuk dikembangkan menjadi perumahan.

Taufik bilang, rumah tapak yang masih sangat menarik saat ini adalah rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan hunian tapak dengan harga jual sekitar Rp 500 juta.

Ciputra Grup juga masih akan terus membangun rumah tapak. Sebab menurut perseroan landed housing di Indonesia masih sangat dibutuhkan, terutama di kota-kota yang harga tanahnya relatif belum selangit.

"Sedangkan apartment baru bisa dikembangkan di kota-kota besar yang porsi harga tanahnya sudah jauh melebihi harga bangunan diatasnya." Kata Harun Hajadi, Direktur Ciputra Grup

Oleh karena itu, Ciputra masih akam terus mencari peluang untuk membangun rumah tapak. Menurut Harun, pengembangan landed house bisa dikembangkan di hampir semua kota di Indonesia. Terbukti saat ini perusahaan konglomerasi ini sudah mengembangkan banyak proyek rumah tapak di berbagai kota mulai dari Medan sampai Jayapura.

Ciputra melihat peluang untuk bangun rumah tapka di Jakarta sudah tipis karena harga tanah yang sangat mahal. Namun di sub urban Jakarta Ciputra memandang peluangnya masih ada.

Tahun depan, Ciputra akan meluncurkan proyek perumahan baru di Makassar. Sementara di sekitar jabodetabek akan diluncurkan proyek rumah tapak baru di kawasan Cibubur.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia