KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) mulai galau dalam membangun rumah bersubsidi. Pemicunya bank ogah mengucurkan pembiayaan lantaran spesifikasi rumah subsidi tak sesuai Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat atau Perkim 403. Tak pelak, target program satu juta rumah yang dicanangkan pemerintah bisa gagal. Sebab, rumah subsidi yang dibangun pengembang di daerah tidak terserap. Apersi menuding aturan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/2002 yang menjadi momok penyerapan rumah subsidi yang menggunakan skema kredit kepemilikan rumah (KPR) dari perbankan. Menurut Ketua Apersi Junaedi Abdillah, beberapa poin yang ada di dalam Perkim 403/2002 yang sudah tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Misalnya, rumah subsidi yang dibangun wajib menggunakan fondasi batu kali. Padahal di beberapa daerah tertentu seperti Jambi yang tersedia hanya batubata. "Poin lainnya tidak sesuai dengan kearifan lokal," katanya, Rabu (7/2).
Proyek sejuta rumah terhambat batu kali
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) mulai galau dalam membangun rumah bersubsidi. Pemicunya bank ogah mengucurkan pembiayaan lantaran spesifikasi rumah subsidi tak sesuai Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat atau Perkim 403. Tak pelak, target program satu juta rumah yang dicanangkan pemerintah bisa gagal. Sebab, rumah subsidi yang dibangun pengembang di daerah tidak terserap. Apersi menuding aturan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/2002 yang menjadi momok penyerapan rumah subsidi yang menggunakan skema kredit kepemilikan rumah (KPR) dari perbankan. Menurut Ketua Apersi Junaedi Abdillah, beberapa poin yang ada di dalam Perkim 403/2002 yang sudah tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Misalnya, rumah subsidi yang dibangun wajib menggunakan fondasi batu kali. Padahal di beberapa daerah tertentu seperti Jambi yang tersedia hanya batubata. "Poin lainnya tidak sesuai dengan kearifan lokal," katanya, Rabu (7/2).