Proyek sepi, Nusantara Infrastructure merana



JAKARTA. Tahun lalu menjadi masa suram bagi PT Nusantara Infrastructure Tbk. Keuangan anak usaha Grup Rajawali ini masih merugi akibat terbebani lonjakan beban usaha dan sepinya proyek baru.Bernardus Djonoputro, Direktur Pengelola PT Nusantara Infrastructure Tbk, menjelaskan, salah satu biang penyebab perusahaannya sulit meraih keuntungan adalah tidak jelasnya tender proyek kerjasama pemerintah dan swasta atawa public private partnership (PPP). Padahal, proyek-proyek ini menjadi penambah pemasukan bagi Nusantara Infrastructure.

Lantaran banyak proyek yang tak berjalan, "Kami masih rugi di tahun lalu," kata Bernardus kepada KONTAN, kemarin. Sayang, Bernardus enggan menjelaskan berapa besar jumlah kerugian yang diderita Nusantara.

Ketidakjelasan proyek PPP ini juga menjadi kendala bagi Nusantara Infrastructure menata bisnis di tahun ini. Sebagai contoh, hingga saat ini, Nusantara Infrastructure belum menentukan proyek infrastruktur apa saja yang bisa dikerjakan pada tahun ini.


Alhasil, perusahaan ini juga belum memastikan jumlah belanja modal (capital expenditure) pada tahun ini. "Jumlah capex tidak bisa ditentukan, tapi kami bakal terus mengikuti tender proyek yang digelar oleh pemerintah," kata Bernardus, kemarin.

Masih ada proyek

Kendati masih rugi, Bernardus mengklaim bisnis Nusantara Infrastructure masih prospektif, lantaran pendapatannya masih tumbuh. "Tahun lalu, misalnya, pendapatan bisnis kami meningkat sekitar 17% ketimbang tahun 2010," ungkap Bernardus.

Sebagai contoh, kuartal III 2011, perusahaan ini meraih pendapatan Rp 165 miliar, naik 25% ketimbang kuartal III-2010 yang mengantongi pendapatan Rp 132,7 miliar. Kendati pendapatannya naik, Nusantara Infrastructure masih rugi Rp 23 miliar.

Bernardus berkeyakinan, Nusantara Infrastructure bisa menghapus rapor merahnya di periode mendatang. Perusahaan ini terus mencari proyek baru serta berupaya memangkas beban keuangannya.

Soal ekspansi usaha misalnya, sejauh ini, Nusantara Infrastructure tengah menggarap beberapa proyek. Salah satunya proyek air bersih di Sumur Putri, Bandar Lampung. Proyek ini merupakan hasil kerja bareng dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Lampung.

Selain melalui pertumbuhan organik, Nusantara Infrastructure juga memacu kinerjanya lewat akuisisi. Agendanya antara lain mengakuisisi pelabuhan di Sumatera. Nusantara Insfrastructure sudah menyiapkan US$ 50 juta untuk membiayai akuisisi itu.

Soal pemangkasan beban, Bernardus menjelaskan, salah satu upayanya dengan refinancing utang. Jadi, perusahaan ini melunasi utang lama berbunga tinggi dengan utang baru berbunga lebih rendah.

Salah satu sumber refinancing ini adalah dari utang BCA senilai Rp 750 miliar. Utang baru inilah yang digunakannya untuk refinancing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri