Proyek Smelter Inalum-Antam di Mempawah Tuntas 2025



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kini tengah menuntaskan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah yang digarap bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang Syarif Faisal Alkadrie mengungkapkan, saat ini fase konstruksi sudah mencapai sekitar 40%.

"Diharapkan fase produksi komersil dapat dilaksanakan pada triwulan pertama 2025," kata Faisal kepada Kontan, Sabtu (18/6).


Faisal melanjutkan, dalam proyek SGAR Mempawah, Antam berfokus dalam penyiapan tambang bauksit untuk mendukung suplai jangka panjang bagi proyek berkapasitas 1 juta ton per tahun tersebut.

Baca Juga: Dividen Aneka Tambang (ANTM) Menarik, Ini Penjelasan Analis

Adapun, proyek senilai US$ 830 juta tersebut dikelola oleh perusahaan patungan Inalum dan Antam yaitu PT Borneo Alumina Indonesia. Dalam perusahaan patungan tersebut, Inalum memegang porsi saham 60% dan Antam sebesar 40%.

Faisal menjelaskan, pihaknya membuka diri dalam menjalankan kemitraan strategis.

"Antam terbuka untuk melakukan kemitraan strategis dengan mitra  kerja yang memiliki penguasaan teknologi yang baik, memiliki basis pemasaran yang kuat dan komitmen dalam permodalan," imbuh Faisal.

Asal tahu saja, pemerintah secara resmi telah melarang kegiatan ekspor bijih bauksit per 10 Juni 2023.

Sebelumnya, Direktur Pengembangan Usaha Aneka Tambang I Dewa Bagus Wirantaya mengungkapkan, ANTM telah menyiapkan dua langkah antisipasi terkait pelarangan ekspor bauksit.

Pertama, melakukan penguatan pasar domestik di tengah terbatasnya pabrik pengolahan alias smelter yang ada di Indonesia. Selain dikonsumsi sendiri, bauksit ANTM juga sudah memiliki kontrak jangka panjang dengan Borneo Alumina Indonesia. Sehingga, kapasitas produksi 2 juta ton bauksit dapat dioptimalkan serapannya.

 
ANTM Chart by TradingView

Kedua, adalah menggenjot hilirisasi. Saat ini, ANTM tengah mempersiapkan strategi memperkuat kerja sama dengan BUMN China, yakni Aluminium Corporation of China Limited (Chalco) untuk mendirikan smelter alumina.

Adapun, kontribusi penjualan bauksit terhadap pendapatan ANTM relatif kecil, dengan persentase sekitar 3%. Sehingga, larangan ekspor bauksit ini pun dinilai tidak begitu berdampak bagi ANTM.

“Larangan ekspor bauksit tidak berdampak kepada kinerja ANTM. Earnings terbesar disumbang oleh emas, nikel dan feronikel,” kata Elisabeth usai rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar Kamis (15/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .