KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sepanjang kuartal I 2020, PT Acset Indonusa Tbk (
ACST) harus rela mengalami penurunan pendapatan sebesar 40,8% menjadi Rp 477,61 dibanding periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 806,67 miliar.
Corporate Secretary Acset Indonusa (
ACST) Maria Cesilia Hapsari mengatakan, wabah corona atau Covid-19 menyebabkan beberapa tender proyek strategis yang diikuti oleh Acset mengalami penundaan sehingga berujung pada turunnya jumlah perolehan kontrak baru pada tahun ini. Meski begitu, lewat anak usahanya PT Acset Pondasi Indonusa kembali dipercaya mengerjakan pondasi tangki khususnya pada pekerjaan bored pile pada proyek Graha Pertamina.
Lebih rincim pendapatan Acset pada kuartal I lalu didominasi oleh sektor infrastruktur sebesar 45%, disusul oleh sektor konstruksi sebesar 36%, fondasi 14%, dan lainnya 5%. Acset masih mencatatkan kenaikan laba usaha sebanyak 6% menjadi Rp 53 miliar dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu Rp 50 miliar. Meski begitu,
ACST masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 124,44 miliar. Jumlah ini meningkat 37% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Hal itu disebabkan bertambahnya biaya atas keterlambatan proyek berjalan dan peningkatan biaya keuangan akibat mundurnya penerimaan pembayaran proyek contractor pre-financing (CPF)," kata Maria dalam keterangan, Minggu (26/4). Di tengah pelemahan ekonomi akibat Covid-19, Acset
(ACST) masih akan mengandalkan diversifikasi usaha serta pembentukan aliansi strategis baik di dalam maupun luar jaringan Grup Astra."Diversifikasi tersebut nantinya tidak akan meninggalkan kompetensi utama kami di bidang pondasi, struktur, dan infrastruktur, nantinya perseroan akan masuk dalam pekerjaan yang lebih kompleks sehingga dapat memberikan nilai lebih bagi stakeholders,” ujar dia. Salah satu contohnya pengerjaan kelautan
(marine works) melalui
cement-deep mixing (CDM) barge—ACSET Sea I di Pelabuhan Patimban. Sebelumnya, emiten yang bergerak sebagai kontraktor infrastruktur ini pada awal Maret lalu mendapatkan pembayaran atas pengerjaan jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) senilai Rp 5,5 triliun dari PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek, entitas anak usaha PT Jasa Marga Tbk
(JSMR).
Dalam proyek ini, Acset (
ACST) memiliki porsi 49% atas kerjasama operasi proyek. Asal tahu saja, Jakarta-Cikampek II merupakan proyek tol yang termasuk dalam kategori jalan tol layang terpanjang di Indonesia. Pembangunan tol ini telah dimulai sejak 2017 dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 12 Desember 2019. Kemudian, jalan tol dioperasionalkan kepada pengguna jalan sejak 15 Desember 2019. Saat ini Acset juga tergabung dalam konsorsium bersama PT Nusantara Infrastructure Tbk (
META), PT Adhi Karya Tbk
(ADHI) dan PT Triputra Utama Selaras ikut tender proyek Jakarta Outer Ring Road (JORR) Elevated untuk ruas tol Ulujami-Jati Asih. Estimasi nilai investasi proyek ini mencapai Rp 21,5 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Titis Nurdiana