KONTAN.CO.ID - Rencana pemerintah membangun ruas jalan bebas hambatan atau tol baru di Cilacap-Yogyakarta masih belum menemui titik temu kesepakatan dengan pihak swasta. Pembangunan ruas tol ini diusulkan dibangun oleh PT Jasa Marga Tbk dan BUMN asal Malaysia, UEM Group Berhard. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Pupera) Basuki Hadimuljono mengatakan, proyek tol tersebut, kini masih dalam kajian Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Masih belum ada kesepakatan antara pemerintah dengan pemrakarsa proyek ini. Alasan tingkat pengembalian modal (IRR) yang rendah membuat BUMN asal Malaysia terbentur dengan aturan bisnisnya. "UEM kita kasih ke tol Cilacap-Yogya masih maju mundur. Pihak swasta asal Malaysia ingin IRR (internal rate of return) di atas 13%. Mereka punya SOP, kalau proyek di luar negeri, IRR nya harus lebih besar dari 13%. Padahal di sini 11-12%," terang Basuki, saat ditemui di sela acara Forum Nasional Daya Saing Infrastruktur di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (22/8).
Proyek Tol Cilacap-Yogya terbentur kesepakatan IRR
KONTAN.CO.ID - Rencana pemerintah membangun ruas jalan bebas hambatan atau tol baru di Cilacap-Yogyakarta masih belum menemui titik temu kesepakatan dengan pihak swasta. Pembangunan ruas tol ini diusulkan dibangun oleh PT Jasa Marga Tbk dan BUMN asal Malaysia, UEM Group Berhard. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Pupera) Basuki Hadimuljono mengatakan, proyek tol tersebut, kini masih dalam kajian Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Masih belum ada kesepakatan antara pemerintah dengan pemrakarsa proyek ini. Alasan tingkat pengembalian modal (IRR) yang rendah membuat BUMN asal Malaysia terbentur dengan aturan bisnisnya. "UEM kita kasih ke tol Cilacap-Yogya masih maju mundur. Pihak swasta asal Malaysia ingin IRR (internal rate of return) di atas 13%. Mereka punya SOP, kalau proyek di luar negeri, IRR nya harus lebih besar dari 13%. Padahal di sini 11-12%," terang Basuki, saat ditemui di sela acara Forum Nasional Daya Saing Infrastruktur di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (22/8).