JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) masih mengkaji kelanjutan megaproyek jalan tol atas laut pantai utara jawa. Proyek yang digagas pemerintahan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu saat ini masih dalam proses pra-feasibility study (Pra FS). "Kami masih menunggu proposal lanjutan proyek tersebut dan hingga kini belum kami terima untuk dipelajari," ujar Menteri PU-Pera, Basuki Hadimuljono, Jumat (14/11). Menurut Basuki meskipun bersinggungan dengan ruas jalan tol Trans Jawa yang saat ini sudah bergulir, namun proyek bernilai Rp 150 triliun ini berbeda karakteristiknya dengan Trans Jawa. Namun, dia masih bungkam apakah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadikan proyek ini sebagai prioritas. Dia bilang pemerintah akan mengkaji lebih dulu dan mendengarkan paparan dan hasil studi dari konsorsium 19 perusahaan BUMN yang ditunjuk melaksanakan proyek ini. Lebih jauh, menurutnya, pembangunan infrastruktur di pemerintahan Presiden Jokowi akan diprioritaskan pada proyek infrastruktur yang bisa diperankan oleh swasta dan bukan hanya mengandalkan uang dari APBN dan BUMN yang jumlahnya terbatas. "Daya saing lewat infrastruktur akan didorong untuk memperbesar kontribusi swasta," tuturnya. Asal tahu saja, proyek jalan tol atas laut Pantura sepanjang 700 kilometer (km) dari Jakarta-Surabaya ini digagas pemerintah sebelumnya untuk menyiasati sulitnya pembebasan lahan untuk membangun proyek jalan tol. Hal itu yang dialami proyek jalan tol Trans Jawa yang progresnya sangat lambat sedangkan kebutuhan jalur alternatif di Pantura dirasakan sudah sangat mendesak. Jalan tol ini sendiri akan dibuat secara layang sehingga tidak terlalu banyak lahan yang mesti dibebaskan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Proyek tol diatas laut Pantura masih terus dikaji
JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) masih mengkaji kelanjutan megaproyek jalan tol atas laut pantai utara jawa. Proyek yang digagas pemerintahan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu saat ini masih dalam proses pra-feasibility study (Pra FS). "Kami masih menunggu proposal lanjutan proyek tersebut dan hingga kini belum kami terima untuk dipelajari," ujar Menteri PU-Pera, Basuki Hadimuljono, Jumat (14/11). Menurut Basuki meskipun bersinggungan dengan ruas jalan tol Trans Jawa yang saat ini sudah bergulir, namun proyek bernilai Rp 150 triliun ini berbeda karakteristiknya dengan Trans Jawa. Namun, dia masih bungkam apakah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadikan proyek ini sebagai prioritas. Dia bilang pemerintah akan mengkaji lebih dulu dan mendengarkan paparan dan hasil studi dari konsorsium 19 perusahaan BUMN yang ditunjuk melaksanakan proyek ini. Lebih jauh, menurutnya, pembangunan infrastruktur di pemerintahan Presiden Jokowi akan diprioritaskan pada proyek infrastruktur yang bisa diperankan oleh swasta dan bukan hanya mengandalkan uang dari APBN dan BUMN yang jumlahnya terbatas. "Daya saing lewat infrastruktur akan didorong untuk memperbesar kontribusi swasta," tuturnya. Asal tahu saja, proyek jalan tol atas laut Pantura sepanjang 700 kilometer (km) dari Jakarta-Surabaya ini digagas pemerintah sebelumnya untuk menyiasati sulitnya pembebasan lahan untuk membangun proyek jalan tol. Hal itu yang dialami proyek jalan tol Trans Jawa yang progresnya sangat lambat sedangkan kebutuhan jalur alternatif di Pantura dirasakan sudah sangat mendesak. Jalan tol ini sendiri akan dibuat secara layang sehingga tidak terlalu banyak lahan yang mesti dibebaskan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News