Proyek Train III Tangguh siap dibangun



JAKARTA. BP Indonesia akhirnya menyelesaikan final investment decision (FID) Proyek Pembangunan Kilang LNG Tangguh Train III.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan, ini sebuah milestone bagi industri hulu migas Indonesia. "Terlebih-lebih, ini sejalan dengan visi ‘Membangun Indonesia dari Timur’ dari Nawacita,” ungkapnya.

Dalam acara final FID proyek Train III Tangguh diserahterimakan empat dokumen FID yang disampaikan oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu (SKK) Migas Amien Sunaryadi dan BP Regional President Asia Pacific Christina Verchere.


Keempat dokumen FID tersebut terdiri dari persetujuan nilai autorization for expenditure (AFE) untuk Pembangunan Kilang LNG Train III, baik untuk fasilitas darat dan lepas pantai. Lalu, persetujuan penunjukan pelaksana proyek (EPC Award) untuk pembangunan Kilang LNG dan fasilitas gas lepas pantai (platform dan pipa penyalur). Persetujuan pasokan gas untuk pabrik pupuk di Papua, dan persetujuan pembiayaan kilang LNG.

“Keputusan investasi ini merupakan titik puncak dari kerja keras pemerintah Indonesia bersama BP dan para mitra kami selama bertahun-tahun. Tujuan kami adalah mewujudkan potensi sepenuhnya dari aset strategis nasional di kawasan timur Indonesia ini,” ujar Christina.

Investasi proyek yang dioperasikan dan mayoritas sahamnya dimiliki oleh BP Tangguh Berau Ltd itu sekitar US$ 8 miliar. Sementara itu, pendapatan negara dari proyek ini mencapai US$ 8,3 miliar selama proyek berlangsung. "Secara efek ikutan, tentu saja akan menyerap tenaga kerja. Yang dahulu berkisar 50% dari putra daerah, nanti bisa 85%," kata Sudirman.

Selain menyumbang pendapatan negara, proyek ini juga akan mengunakan kandungan dalam negeri dari barang dan jasa dipasok oleh perusahaan Indonesia dengan nilai sekitar US$ 1,3 miliar.

Pembangunan fasilitas darat akan digarap oleh Konsorsium CSTS dengan pimpinan proyek PT Tripatra Engineer and Constructors dengan nilai kontrak US$ 2,3 miliar. Sedangkan untuk proyek fasilitas lepas pantai akan digarap oleh PT Saipem Indonesia dengan nilai kontrak US$ 448 juta.

SKK Migas juga telah menyetujui seluruh AFE serta penunjukan pemenang pengadaan barang dan jasa untuk proyek ini. Selanjutnya, engineering, procurement and construction (EPC) diharapkan dilakukan pada kuartal ketiga tahun ini, yang dilanjutkan dengan masa konstruksi.

“Pada triwulan empat pekerjaan lapangan akan mulai dan onstream diharapkan pada 2020,” ungkap Amien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini