Proyek USO akan kelar akhir 2011



JAKARTA. Proyek universal service obligation (USO) akan kelar akhir tahun ini. Program ini tidak lain merupakan proyek penyediaan infrastruktur telekomunikasi ke seluruh daerah di Indonesia, dan sumber dananya berasal dari setoran wajib para operator telepon.

Gatot S Dewa Broto, Kepala Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), menuturkan, ada dua proyek USO yakni Desa Berdering dan Program Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK). Saat ini, pelaksanaan program yang menjangkau 32.000 desa dan 5.748 kecamatan ini sudah mencapai 95%. "Kami optimistis akhir tahun sudah tuntas 100%," katanya, kemarin (23/11).

Beberapa yang sudah tuntas saat ini di antaranya adalah proyek Mobile Program Pusat Layanan Internet Kecamatan (M-PLIK) di enam provinsi, yaitu Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sumatra Barat, dan Maluku Utara. "Hanya di wilayah Indonesia Timur belum bisa berjalan karena masalah infrastruktur," katanya.


Gatot menuturkan, kelarnya proyek USO tersebut, akan berdampak pada kemudahan dan ketersediaan akses telekomunikasi. Ini membuka peluang bagi pelaku bisnis di berbagai sektor untuk ekspansi hingga ke seluruh daerah. "Ini akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah hingga mencapai 1% tiap tahunnya," klaim gatot.

Rudi Rusdiah, Ketua Asosiasi Pengusaha Warnet Komitel (APW Komitel) menuturkan, masuknya internet ke kecamatan berpotensi menggeliatkan bisnis jasa warung internet (warnet) di daerah. "Pengusaha jadi terpicu untuk membuka warnet di daerah," ungkapnya.

Dia berharap, kelarnya program USO ini bisa menciptakan pasar baru warnet di daerah. Perkiraan Rudi, pertumbuhan bisnis warnet di daerah bisa di atas 10%-15% per tahun. "Kebutuhan akses ke internet di daerah masih besar ketimbang di perkotaan yang kalah bersaing dengan kehadiran smartphone," ungkapnya.

Belum maksimal

Valens Riyadi, National Internet Registry Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menuturkan, secara teoritis memang ada kemudahan dalam transaksi bisnis. "Apalagi bagi perusahaan penyedia jasa internet berskala besar, ini jelas menguntungkan," ungkapnya.Hanya saja, pemerintah harus konsisten menjalankan proyek tersebut. Soalnya, menurut Valens, proyek tersebut belum berjalan maksimal. "Masyarakat belum bisa mengakses internet di sejumlah titik wilayah. Kendala ini harus dievaluasi dan diinvestigasi," katanya.

Sekadar mengingatkan, pemerintah mencanangkan program USO sejak tahun 2006. Melalui proyek tersebut, pemerintah berharap akses telekomunikasi seperti telepon dan internet bisa menjangkau hingga pedesaan di seluruh Indonesia. Melalui Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), pemerintah memungut dana USO sebesar 1,25% dari pendapatan operator telepon seluler sejak tahun 2005.

Tahun 2009, Kemkominfo menetapkan PT Telkom dan PT Indonesia Comnet Plus (Iconplus) sebagai pelaksana proyek Desa Berdering di 31.800 desa. Pada tahun 2010 pemerintah menetapkan enam perusahaan sebagai pemenang tender untuk proyek internet kecamatan di 5.748 titik kecamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini