Proyeksi Bunga Turun, Pasar Saham Jelang Akhir Tahun Menggeliat



KONTAN.CO.ID - LONDON. Berbagai indeks saham acuan di dunia, pada Rabu (27/12), menguat ke level tertinggi sejak akhir 2022. Tren ini sejalan dengan harapan bahwa bank sentral di Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, akan memangkas suku bunganya pada awal tahun depan.

Indeks saham berjangka di AS bergerak mendatar setelah S&P 500 menyentuh level intraday tertinggi sejak Januari 2022. Sementara saham Eropa bergerak lebih tinggi, dengan perdagangan yang umumnya lebih tenang karena menjelang hari libur nasional pada Senin dan Selasa.

Indeks Nikkei Jepang menguat lebih dari 1% dan indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,7% pada pertama setelah liburan Natal dan Boxing Day. Saham-saham unggulan (blue chips) China memperoleh kenaikan margin 0,35%.


Baca Juga: Wall Street Melemah, Imbas Minimnya Katalis di Akhir Tahun

Indeks saham dunia MSCI menyentuh level tertinggi dalam satu tahun dan naik 4,5% pada Desember. Indeks MSCI untuk pasar Asia Pasifik, di luar Jepang, naik lebih dari 1% ke level tertinggi empat bulan. "Pasar saham bergerak menguat dan kemungkinan bertahan hingga Tahun Baru,” kata Kepala Ekonom SEB Jens Magnusson seperti dikutip Reuters.

Sentimen risk-on di pasar dunia mengangkat euro ke level tertingginya dalam empat bulan terhadap dollar AS. Harga minyak merosot karena pengirim barang besar kembali terganggu kelompok militan Houthi di Yaman. Saham Maersk turun 4,5% dan saham pelayaran lainnya melemah. 

Perkiraan pasar saat ini menunjukkan peluang lebih dari 80% The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya pada Maret, menurut data CME FedWatch. The Fed diperkirakan memangkas lebih dari 150 basis poin di 2024.

Tim Murray, Ahli Strategi Pasar Modal Divisi Multi-Aset T. Rowe Price mencatat, kecemasan pasar terhadap kenaikan suku bunga sepanjang tahun ini, menmenyeret perekonomian ke jurang resesi.  "Untungnya, hal tersebut tidak terjadi dan semakin dovish-nya The Fed berarti resesi pada 2024 telah berkurang secara signifikan," kata dia.

Baca Juga: Bersiap Sambut January Effect, Cermati Strategi Investasi dan Saham Pilihan Berikut  

Editor: Avanty Nurdiana