Proyeksi Goldman bebani harga nikel



JAKARTA. Dugaan penurunan permintaan dari China menjadi batu sandungan bagi harga nikel di perdagangan hari ini.

Mengutip Bloomberg, Jumat (29/7) pukul 10.30 pagi waktu Shanghai, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange merosot 0,9% di level US$ 10.595 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.

Laporan Goldman Sachs yang terbaru menunjukkan, permintaan China akan cenderung moderat pada paruh kedua tahun 2016 ini. Hal ini dipicu oleh penurunan konsumsi dalam negeri. Walau memang tidak dijabarkan oleh Goldman sebesar apa penurunan permintaan yang terjadi dan proyeksi harga nikel ke depannya.


Ini menjadi pengganjal setelah beberapa waktu terakhir harga nikel berhasil naik akibat dukungan pasokan yang berkurang setelah pertambangan nikel di Filipina banyak yang ditutup.

“Sekarang harga nikel koreksi setelah mendulang banyak kenaikan,” kata Yang Bo, Analyst SMM Information and Technology Co seperti dikutip dari Bloomberg. Hanya saja memang koreksi ini dinilai sementara.

Pasalnya yang terjadi di pasar global justru masih mendukung laju kenaikan harga nikel. Katalis positif masih datang dari Filipina, enam tambang nikel di Filipina sudah diperintahkan untuk ditutup dan berhenti beroperasi oleh pemerintah Filipina. Padahal keenam tambang tersebut menyumbang sekitar 8% dari keseluruhan produksi nikel Filipina di 2015 lalu atau sekitar 2,61 juta ton.

Ke depannya pasar akan menanti apakah pengurangan pasokan yang terjadi di Filipina berhasil meredam penyempitan permintaan yang diduga oleh Goldman.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia