Proyeksi Harga Komoditas Energi : Minyak Lesu, Gas Alam dan Batubara Bakal Melaju



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kenaikan harga minyak mentah masih terbatasi prospek ekonomi global yang lesu. Sementara, harga gas alam dan batubara diproyeksi naik karena permintaan berpotensi terus meningkat.

Melansir Trading Economics, Rabu (14/8) pukul 18.41 WIB, harga minyak mentah WTI berada di level US$ 78,18 per barel, naik 3,92% dalam sepekan namun sudah turun 4,55% dalam sebulan. Sedangkan, harga minyak Brent di kisaran US$80.66 per barel atau naik 2,91% dalam sepekan dan terkoreksi 4,99% dalam sebulan.

Harga gas alam tercatat ada di level US$ 2,16 per mmbtu naik 2,51% dalam sepekan dan naik tipis 0,32% dalam sebulan. Sedangkan, harga batubara tercatat ada di level US$ 146 per ton yang naik 0,96% dalam sepekan dan sudah melonjak lebih dari 8% dalam sebulan.


Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mencermati, pergerakan harga minyak mentah dunia masih terbatas karena dipengaruhi permintaan yang belum memadai. Hal itu karena outlook pertumbuhan ekonomi global yang masih lemah.

“Permintaan minyak belum stabil, sementara stok yang tersedia melimpah,” ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Rabu (14/8).

Sebelumnya, Organisasi Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) pada hari Senin (12/8) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan untuk tahun 2024. OPEC memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk tahun 2024 direvisi turun sedikit sebesar 135.000 barel per hari.

Baca Juga: Harga Minyak Naik, Imbas Kekhawatiran Perang Timur Tengah dan Penurunan Stok AS

OPEC+ mengungkapkan alasan utama revisi tersebut adalah melemahnya pertumbuhan permintaan minyak China pada tahun 2024. Disebutkan bahwa harga minyak sempat naik antara Januari dan Mei sebelum turun mulai Mei dan seterusnya.

Di sisi lain, rencana pemangkasan suku bunga global di sisa tahun ini mungkin bisa sedikit mendongkrak harga minyak dunia. Di mana, pelemahan dolar AS akibat penurunan suku bunga bakal membuat minyak lebih murah untuk dibeli.

Dengan faktor-faktor tersebut, Sutopo memperkirakan harga minyak mentah WTI mungkin akan berada di US$80 per barel pada akhir tahun 2024. Akhir kuartal ketiga ini, harga minyak mentah WTI diproyeksi ditutup pada US$75 per barel.

Sutopo menambahkan, kalau harga gas alam sendiri sebenarnya terkerek oleh kenaikan harga minyak. Sehingga, kenaikan harga gas alam tidak akan bertahan lama karena stok terpantau masih berlimpah.

Namun, semestinya harga gas alam bisa naik pada kuartal IV-2024 ke US$ 2,5 mmbtu. Proyeksi tersebut karena melihat biasanya kebutuhan gas alam berpotensi meningkat kala memasuki musim dingin.

Sedangkan untuk komoditas energi lainnya seperti batubara saat ini harganya didorong oleh laporan permintaan yang lebih baik dari perkiraan dalam waktu dekat.

Meskipun kapasitas energi terbarukan meningkat pesat, pertumbuhan permintaan listrik yang signifikan di negara-negara ekonomi utama menunjukkan bahwa konsumsi batubara global akan tetap relatif stabil tahun ini dan tahun depan, menurut Badan Energi Internasional (EIA).

Selain itu, lanjut Sutopo, data terbaru menunjukkan bahwa impor batubara Tiongkok melalui jalur laut meningkat sebesar 11% yoy pada periode Januari-Juni 2024, sementara ekspor batubara Rusia melalui jalur laut menurun sebesar 13% YoY.

“Angka-angka ini menunjukkan adanya pengetatan pasokan batubara di pasar selama beberapa bulan terakhir,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari