KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar mengabaikan data inflasi Indonesia yang positif. Alhasil, rupiah tetap ditutup melemah. Mengutip Bloomberg, Senin (1/11), rupiah melemah 0,76% ke Rp 14.275 per dolar Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) juga melemah 0,45% ke Rp 14.235 per dolar AS. Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, rupiah tetap melemah meski Indonesia mengalami inflasi pada Oktober 2021. "Pasangan rupiah baru-baru ini mengabaikan angka Indonesia yang mengaut di tengah kekhawatiran tentang China dan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri," kata Sutopo.
Baca Juga: Rupiah tetap melemah terseret penurunan harga komoditas di tengah inflasi Oktober Data ekonomi Indonesia yang positif adalah inflasi utama Indonesia sesuai dengan perkiraan, yaitu inflasi Oktober 2021 sebesar 0,93% ytd. Sementara, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu inflasi sebesar 1,66% yoy. Sutopo mencatat angka tersebut menunjukkan kenaikan 0,11% dari konsensus pasar. Selanjutnya, inflasi inti naik melewati 1,3%, pembacaan sebelumnya menjadi 1,33% selama Oktober. Selain itu, PMI Markit IHS Indonesia untuk Oktober juga naik melewati 52,2 pada September menjadi 52,7. Baca Juga: IHSG melemah 0,58% di perdagangan perdana bulan November Perlu dicatat bahwa BI baru-baru ini melonggarkan aturan kartu kredit. Selama pertemuan kebijakan moneter terbaru pada Oktober, BI mencocokkan ekspektasi pasar yang luas tentang kelambanan tindakan sambil menyarankan langkah kenaikan suku bunga pada tahun 2022.