JAKARTA. Bank sentral Indonesia meyakini inflasi bulan September akan turun signifikan. Proyeksi tersebut mengacu pada turunnya permintaan domestik pasca kenaikan 33% harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akhir Juni lalu. Agustus lalu, inflasi tercatat sebesar 1,12%, atau turun jika dibandingkan inflasi bulan Juli yang mencapai 3,29%. Walaupun ada penurunan inflasi di September, namun Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo kepada Reuters mengakui, inflasi tahunan masih tetap tinggi. Inflasi tahunan sampai Agustus tercatat sebesar 8,79%, sedangkan inflasi tahunan sampai Juli tercatat sebesar 8,61%. "Kami melihat ada deflasi pada minggu pertama (September). Inflasi bulan ini cenderung sangat rendah," kata Perry di Jakarta, Rabu (11/9).
Proyeksi inflasi September versi Bank Indonesia
JAKARTA. Bank sentral Indonesia meyakini inflasi bulan September akan turun signifikan. Proyeksi tersebut mengacu pada turunnya permintaan domestik pasca kenaikan 33% harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akhir Juni lalu. Agustus lalu, inflasi tercatat sebesar 1,12%, atau turun jika dibandingkan inflasi bulan Juli yang mencapai 3,29%. Walaupun ada penurunan inflasi di September, namun Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo kepada Reuters mengakui, inflasi tahunan masih tetap tinggi. Inflasi tahunan sampai Agustus tercatat sebesar 8,79%, sedangkan inflasi tahunan sampai Juli tercatat sebesar 8,61%. "Kami melihat ada deflasi pada minggu pertama (September). Inflasi bulan ini cenderung sangat rendah," kata Perry di Jakarta, Rabu (11/9).