KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menilai, sumber energi gas merupakan bagian dari perjalanan (journey) transisi energi yang paralel dengan pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Berdasarkan data Pertamina, di tahun 2019 porsi gas dalam bauran energi primer berada di level 20%. Posisi gas berada di bawah minyak bumi dan batubara yang masing-masing memiliki porsi sebanyak 33% dan 38%. Sebaliknya, porsi gas lebih unggul dibandingkan EBT yang baru mencapai 9%. Adapun berdasarkan skenario green transition, porsi gas dalam bauran energi primer cenderung stagnan lantaran hanya naik menjadi 21% di tahun 2050 mendatang. Posisi gas disalib oleh EBT yang diproyeksikan memiliki porsi 47%. Namun, porsi gas masih lebih banyak dibandingkan batu bara (20%) dan minyak bumi (12%) berdasarkan skenario tersebut.
Proyeksi kebutuhan gas nasional hingga tahun 2050 versi Pertamina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menilai, sumber energi gas merupakan bagian dari perjalanan (journey) transisi energi yang paralel dengan pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Berdasarkan data Pertamina, di tahun 2019 porsi gas dalam bauran energi primer berada di level 20%. Posisi gas berada di bawah minyak bumi dan batubara yang masing-masing memiliki porsi sebanyak 33% dan 38%. Sebaliknya, porsi gas lebih unggul dibandingkan EBT yang baru mencapai 9%. Adapun berdasarkan skenario green transition, porsi gas dalam bauran energi primer cenderung stagnan lantaran hanya naik menjadi 21% di tahun 2050 mendatang. Posisi gas disalib oleh EBT yang diproyeksikan memiliki porsi 47%. Namun, porsi gas masih lebih banyak dibandingkan batu bara (20%) dan minyak bumi (12%) berdasarkan skenario tersebut.