KUALA LUMPUR. Harga minyak kelapa sawit alias CPO anjlok karena proyeksi produksi yang lebih tinggi di tahun ini. CPO untuk kontrak pengiriman Mei di bursa berjangka Malaysia (MDE) turun 2,8% ke level RM 3.493 atau setara US$ 1.150,26 per ton hingga pukul 13.55 WIB. Ini level terendah lebih dari sepekan terakhir.Direktur Godrej International Ltd. Dorab Mistry menyebut, produksi Malaysia kemungkinan akan pulih cukup kuat di semester kedua 2011. Produksi diperkirakan 17,3 juta ton di tahun ini. Sementara, produksi Indonesia akan mencapai 24 juta ton.Hari ini, Malaysian Palm Oil menyebut, cadangan minyak sawit naik 4,2% menjadi sekitar 1,479 juta ton per Februari. Adapun, produksi naik 3,5% menjadi 1.094.473 ton, dan ekspor turun 8,5% menjadi 1.114.202 ton.Di sisi lain, kemarin, harga minyak kedelai di bursa berjangka Chicago juga turun 2,3%. Harga kedelai anjlok karena spekulasi hujan di Amerika Selatan akan meningkatkan prospek panen, sehingga memudarkan kekhawatiran seretnya suplai. Spekulasi naiknya suplai minyak nabati bisa melemahkan harga minyak sawit. Pada 10 Februari lalu, harga CPO mencapai level tertinggi dalam 35 bulan yaitu di RM 3.967 per ton, karena cuaca buruk La Nina diperkirakan akan memangkas produk dari kedua negara tersebut. Namun, analis perkebunan dari HwangDBS Vickers Research Sdn. Ben Santoso menilai, harga minyak sawit akan menghadapi tekanan pada semester kedua tahun ini. "Terutama karena ekspektasi pemulihan hasil panen, sebagai dampak dari El Nino 2009, dan La Nina yang baru saja berlalu," ujarnya.Direktur Ganling Sdn Bhd. Ling Ah Hong memprediksi, harga rata-rata CPO sekitar RM 3.100 di tahun ini, dan jatuh hingga RM 2.700 pada semester kedua 2011.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Proyeksi panen lebih tinggi, harga CPO anjlok 2,8% hari ini
KUALA LUMPUR. Harga minyak kelapa sawit alias CPO anjlok karena proyeksi produksi yang lebih tinggi di tahun ini. CPO untuk kontrak pengiriman Mei di bursa berjangka Malaysia (MDE) turun 2,8% ke level RM 3.493 atau setara US$ 1.150,26 per ton hingga pukul 13.55 WIB. Ini level terendah lebih dari sepekan terakhir.Direktur Godrej International Ltd. Dorab Mistry menyebut, produksi Malaysia kemungkinan akan pulih cukup kuat di semester kedua 2011. Produksi diperkirakan 17,3 juta ton di tahun ini. Sementara, produksi Indonesia akan mencapai 24 juta ton.Hari ini, Malaysian Palm Oil menyebut, cadangan minyak sawit naik 4,2% menjadi sekitar 1,479 juta ton per Februari. Adapun, produksi naik 3,5% menjadi 1.094.473 ton, dan ekspor turun 8,5% menjadi 1.114.202 ton.Di sisi lain, kemarin, harga minyak kedelai di bursa berjangka Chicago juga turun 2,3%. Harga kedelai anjlok karena spekulasi hujan di Amerika Selatan akan meningkatkan prospek panen, sehingga memudarkan kekhawatiran seretnya suplai. Spekulasi naiknya suplai minyak nabati bisa melemahkan harga minyak sawit. Pada 10 Februari lalu, harga CPO mencapai level tertinggi dalam 35 bulan yaitu di RM 3.967 per ton, karena cuaca buruk La Nina diperkirakan akan memangkas produk dari kedua negara tersebut. Namun, analis perkebunan dari HwangDBS Vickers Research Sdn. Ben Santoso menilai, harga minyak sawit akan menghadapi tekanan pada semester kedua tahun ini. "Terutama karena ekspektasi pemulihan hasil panen, sebagai dampak dari El Nino 2009, dan La Nina yang baru saja berlalu," ujarnya.Direktur Ganling Sdn Bhd. Ling Ah Hong memprediksi, harga rata-rata CPO sekitar RM 3.100 di tahun ini, dan jatuh hingga RM 2.700 pada semester kedua 2011.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News