Proyeksi pertumbuhan ekonomi Zona Euro dipangkas



BRUSSELS. Komisi Eropa memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi zona euro tahun ini dari 1,2% menjadi 0,8%. Komisi Eropa juga menurunkan prediksi pertumbuhan tahun depan dari 1,7% menjadi 1,1%.

Angka pertumbuhan ekonomi 1,7% kemungkinan baru tercapai pada 2016. Penundaan ini terutama disebabkan oleh kondisi ekonomi Prancis dan Italia yang melambat. Dua negara ini merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua dan ketiga di zona euro. "Pemulihan ekonomi tengah kesulitan untuk mengumpulkan momentum," kata Pierre Moscovici, Komisioner Ekonomi Uni Eropa, Selasa (4/11).

Alhasil, desakan investasi kembali ditujukan ke Jerman. Jyrki Katainen, Komisioner Eropa dan Perwakilan Italia untuk Eropa, Sandro Gozi mengungkapkan hal serupa.  Gozi menambahkan, prediksi Komisi Eropa ini merupakan bukti bahwa kebijakan ekonomi yang memfokuskan diri pada anggaran yang kaku akan menyesatkan. "Prediksi ekonomi ini merupakan kabar baik karena ini mengonfirmasi bahwa pendekatan anggaran tersebut salah," kata Gozi.


Komisi Eropa mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jerman akan lebih lambat ketimbang prediksi awal. Tahun depan, ekonomi Jerman hanya akan tumbuh 1,1%. 

Angka ini turun ketimbang prediksi awal 2%. "Jerman bisa memainkan peran penting untuk merangsang ekonomi Uni Eropa dan zona euro," kata Katainen yang merupakan Komisioner Eropa bidang pertumbuhan dan pekerjaan.

Katainen menekankan pentingnya Jerman berinvestasi untuk memperkuat ekonomi. Dia menambahkan, Jerman saja tidak cukup untuk menopang seluruh Uni Eropa. Negara-negara Uni Eropa harus mereformasi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan.

Belakangan memang Jerman terus tertekan karena berkeras akan menyeimbangkan anggaran. Kanselir Jerman Angela Merkel menekankan kekhawatirannya tentang utang yang berlimpah. "Investasi memang diperlukan, tetapi tidak dengan utang baru," kata Merkel.

Komisi Eropa memperkirakan, Jerman akan mencatat surplus anggaran tahun ini, anggaran yang seimbang tahun depan dan surplus kembali tahun 2016.

Sedangkan, negara-negara dengan catatan utang besar seperti Italia dan Prancis hanya punya sedikit dana untuk investasi. Komisi Eropa memprediksi, defisit anggaran Prancis akan naik menjadi 4,7% dari produk domestik bruto (PDB) tahun 2016 kalau tidak segera mengatasi masalah ini. Prancis mencatat defisit 4,1% dari PDB tahun 2013.

Prancis menjanjikan penurunan defisit hingga 3% dari PDB sesuai patokan Uni Eropa pada tahun 2017. Tapi, mengingat tahun tersebut merupakan tahun pemilu, pemangkasan belanja secara besar-besaran tampaknya tidak mungkin.        

Editor: Sanny Cicilia