Proyeksi produksi batubara hingga 2024, terus naik dan akan tembus 628 juta ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan proyeksi produksi batubara hingga tahun 2024. Berdasarkan hitungan tersebut, produksi batubara ditaksir bakal terus menanjak setiap tahunnya.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin membeberkan, target produksi batubara pada tahun ini dipatok 550 juta ton. Tahun depan, produksi komoditas emas hitam itu diproyeksikan bakal meroket ke angka 609 juta ton.

Pada tahun 2022, sambung Ridwan, produksi batubara nasional ditaksir 618 juta ton. Setahun kemudian, naik lagi menjadi 625 juta ton. Lalu menjadi 628 juta ton pada tahun 2024. Kata Ridwan, proyeksi produksi tersebut dihitung dengan berbagai pertimbangan.


Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) merevisi target operasional, ini rekomendasi analis

"Proyeksi produksi dihitung berdasarkan kapasitas produksi perusahaan, kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor, serta pertumbuhan ekonomi," sebut Ridwan dalam Rapat Dengar Pendapat yang digelar Komisi VII DPR RI, Kamis (27/8).

Tak hanya dari sisi produksi, Kementerian ESDM juga telah memproyeksikan volume ekspor dan domestik. Pada tahun ini proyeksi ekspor sebesar 395 juta ton. Sedangkan alokasi ke pasar domestik sebesar 155 juta ton.

Baca Juga: Ini capaian produksi dan penjualan Bukit Asam (PTBA) per semester I-2020

Sedangkan tahun 2021 hingga 2024,  volume ekspor batubara diproyeksikan stagnan di level 441 juta ton. Namun, kebutuhan batubara domestik ditaksir terus meningkat. Pada tahun 2021, proyeksi serapan batubara domestik mencapai 168 juta ton. Setahun kemudian, ditaksir naik menjadi 177 juta ton. Pada 2023 diprediksi sebesar 184 juta ton, lalu menjadi 187 ton pada 2024.

Untuk proyeksi kebutuhan batubara domestik, kata Ridwan, dihitung berdasarkan peningkatan kebutuhan batubara pada berbagai sektor industri dalam negeri seperti PLTU, industri semen, dan smelter. Sedangkan proyeksi ekspor dihitung berdasarkan kebutuhan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .