KONTAN.CO.ID - KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal tiga ini mencapai 5,4% hingga 6%. Angka ini naik dibandingkan dengan kuartal kedua yakni 5,44%. "Kuartal II-2022 sebesar 5,44%, kuartal III-2022 ini perkiraan saya. Enggak tahu nanti tanyakan juga ke Bu Menteri Keuangan, mungkin bisa berbeda dengan saya. Saya juga punya kalkulator sendiri Bu Menkeu punya kalkulator sendiri Pak Menko Perekonomian juga punya kalkulator sendiri, perkiraan saya ekonomi akan tumbuh di III-2022 ini 5,4-6%," kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar dalam seminar UOB Economic Outlook, Emerging Stronger in Unity and Sustainability Kamis (29/9). Optimisme pertumbuhan ekonomi tersebut berkaca pada, perhitungan dan kondisi lapangan langsung yang ditinjau Presiden Jokowi. Ia mencontohkan seperti di Maluku Utara, menyebut pertumbuhan ekonomi disana ialah 27%. Pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara yang tinggu disebut karena dampak dari adanya hilirisasi nikel disana. Hal ini semakin menguatkan Jokowi bahwa hilirisasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Inilah kenapa berkali-kali saya sampaikan hilirisasi-hilirisasi karena itu," imbuhnya. Ia menegaskan berpuluh-puluh tahun Indonesia hanya fokus pada ekspor barang mentah. Kini Ia menyebut Indonesia harus mulai beralih pada hilirisasi yang menciptakan nilai tambah. "Ini baru nikel nanti kita stop lagi timah, tembaga, kita stop lagi bahan-bahan mentah yang kita ekspor, mentahan," jelasnya. Kemarin dalam kunjungan kerjanya Ia meninjau potensi aspal di Buton. Jokowi menyayangkan potensi aspal yang besar di Buton belum dimaksimalkan. Kan Indonesia malah impor aspal dari negara lain sebesar 5 juta ton per tahun. "Kenapa sih kita masih impor aspal? data yang saya terima kira-kira 5 juta ton per tahun, kita punya aspal kok ternyata gak ada industrinya, baru satu yang 100.000 [ton] per tahun kita malah impor. Ini apa-apaan, kesalahan-kesalahan ini harus dihentikan," tegasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Presiden Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2022 Bisa Mencapai 6%
KONTAN.CO.ID - KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal tiga ini mencapai 5,4% hingga 6%. Angka ini naik dibandingkan dengan kuartal kedua yakni 5,44%. "Kuartal II-2022 sebesar 5,44%, kuartal III-2022 ini perkiraan saya. Enggak tahu nanti tanyakan juga ke Bu Menteri Keuangan, mungkin bisa berbeda dengan saya. Saya juga punya kalkulator sendiri Bu Menkeu punya kalkulator sendiri Pak Menko Perekonomian juga punya kalkulator sendiri, perkiraan saya ekonomi akan tumbuh di III-2022 ini 5,4-6%," kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar dalam seminar UOB Economic Outlook, Emerging Stronger in Unity and Sustainability Kamis (29/9). Optimisme pertumbuhan ekonomi tersebut berkaca pada, perhitungan dan kondisi lapangan langsung yang ditinjau Presiden Jokowi. Ia mencontohkan seperti di Maluku Utara, menyebut pertumbuhan ekonomi disana ialah 27%. Pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara yang tinggu disebut karena dampak dari adanya hilirisasi nikel disana. Hal ini semakin menguatkan Jokowi bahwa hilirisasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Inilah kenapa berkali-kali saya sampaikan hilirisasi-hilirisasi karena itu," imbuhnya. Ia menegaskan berpuluh-puluh tahun Indonesia hanya fokus pada ekspor barang mentah. Kini Ia menyebut Indonesia harus mulai beralih pada hilirisasi yang menciptakan nilai tambah. "Ini baru nikel nanti kita stop lagi timah, tembaga, kita stop lagi bahan-bahan mentah yang kita ekspor, mentahan," jelasnya. Kemarin dalam kunjungan kerjanya Ia meninjau potensi aspal di Buton. Jokowi menyayangkan potensi aspal yang besar di Buton belum dimaksimalkan. Kan Indonesia malah impor aspal dari negara lain sebesar 5 juta ton per tahun. "Kenapa sih kita masih impor aspal? data yang saya terima kira-kira 5 juta ton per tahun, kita punya aspal kok ternyata gak ada industrinya, baru satu yang 100.000 [ton] per tahun kita malah impor. Ini apa-apaan, kesalahan-kesalahan ini harus dihentikan," tegasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News