KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memprediksi, klaim asuransi kesehatan di asuransi jiwa tembus hingga Rp 20 triliun sepanjang 2023. Disebabkan inflasi medis yang meningkat. Mengenai hal itu, PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia menyebut inflasi medis memang menjadi momok bagi industri asuransi jiwa. Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen mengatakan pada kuartal III-2023, klaim kesehatan perusahaan memang mengalami peningkatan sebesar 27%, jika dibandingkan periode yang sama pada 2022.
"Hal itu karena adanya inflasi medis dan juga meningkatnya jumlah kasus pengobatan yang tertunda akibat pandemi Covid-19," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (1/2). Karin tak memungkiri inflasi medis masih menjadi tantangan bagi pelaku di industri asuransi kesehatan dan jiwa. Contohnya, pada 2021, biaya pengobatan penyakit demam berdarah sekitar Rp 8,5 juta, kemudian biaya pengobatannya naik menjadi Rp 10 juta pada 2023. Artinya, dalam dua tahun mengalami peningkatan sebesar 17,6%. Selain itu, kata Karin, belum adanya standar tarif medis yang berlaku secara nasional juga menjadi tantangan di industri asuransi kesehatan. Misalnya, penanganan untuk penyakit demam berdarah, bisa menimbulkan tarif medis yang berbeda. Baca Juga:
MNC Life Perkirakan Klaim Asuransi Kesehatan Bakal Naik Tahun Ini "Oleh karena itu, standarisasi tarif menjadi penting. Atas dasar itu, baru-baru ini kami menandatangani nota kesepahaman bersama Kementerian Kesehatan RI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Nota kesepakatan itu sejalan dengan misi Prudential untuk meningkatkan kualitas serta standarisasi layanan kesehatan di seluruh Indonesia, termasuk dengan mewujudkan standarisasi tarif medis," ujarnya. Karin menerangkan hingga kuartal III-2023, total klaim dan manfaat yang dibayarkan Prudential Indonesia sebesar Rp 12,7 triliun. Nilai itu meningkat sebesar 4%, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dia menyampaikan peningkatan tersebut dipengaruhi oleh klaim kesehatan yang juga meningkat sebesar 27% atau Rp 4,1 triliun, jika dibandingkan periode yang sama pada 2022. Sementara itu, AAJI telah mengeluarkan proyeksi peningkatan klaim dan manfaat yang cenderung moderat sebesar 2% pada 2024. Terkait peningkatan klaim kesehatan, Karin bilang Prudential Indonesia akan senantiasa berkomitmen untuk mewujudkan perlindungan bagi nasabah salah satunya dengan membayarkan klaim dan manfaat yang sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dalam polis yang dimiliki nasabah. Untuk mengantisipasi melonjaknya klaim asuransi kesehatan pada 2024, Karin menyebut pihaknya terus mengajak dan mendorong nasabah untuk selalu menjalankan pola hidup sehat. Menurutnya, dengan pola hidup sehat, bukan hanya kesehatan jiwa dan fisik saja yang terlindungi, melainkan juga kesehatan finansial yang akan terjaga. "Kami juga banyak melakukan kegiatan peningkatan literasi finansial dan asuransi, serta seminar-seminar kesehatan yang dilakukan oleh para dokter rumah sakit rekanan Prudential," katanya. Selain itu, Karin mengatakan pihaknya akan mengantisipasi klaim kesehatan lewat layanan PRUPriority Hospitals. Produk yang diluncurkan pada November 2023, sebagai wujud komitmen perusahaan untuk senantiasa mendengarkan kebutuhan masyarakat, kondisi pasar, serta biaya kesehatan dari waktu ke waktu.
Baca Juga: Klaim Asuransi Kesehatan Diproyeksi Terus Meningkat Tahun Ini Melalui PRUPriority Hospitals, diharapkan nasabah dapat memperoleh kualitas proteksi unggul dan menyeluruh, berupa efektivitas proses persetujuan klaim, transparansi estimasi biaya perawatan yang sesuai dengan jalur klinis di rumah sakit, serta peningkatan mutu layanan kesehatan berbasis bukti medis. "Dengan demikian, nasabah dapat memiliki peluang terbaik untuk meraih manfaat kesehatan terdepan dan berkesinambungan atas polis asuransi yang dimiliki. Hingga saat ini, program PRUPriority Hospitals telah menjalin kemitraan strategis dengan 171 rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Indonesia dan luar negeri," ucap Karin. (*) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari