Prudential targetkan 25 juta nasabah



JAKARTA. Rencana pemerintah untuk membatasi kepemilikan asing di industri asuransi tidak menciutkan nyali PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) untuk mengembangkan bisnis di Indonesia. Dalam jangka panjang, perusahaan asuransi yang berkantor pusat di Inggris menargetkan jumlah nasabah di Indonesia mencapai 25 juta orang. 

Tidjane Thiam, Group Chief Executive of Prudential Plc mengatakan, terdapat beberapa faktor yang membuat Indonesia menjadi pasar potensial. Antara lain, demografi yang besar, serta  kebiasaan menabung masyarakat Indonesia. "Di Inggris kami memiliki jumlah nasabah 7 juta atau 10% dari penduduk. Di sini, jumlah nasabah Prudential masih kurang dari 1%," ujar Tidjane. 

Saat ini, jumlah nasabah Prudential di Indonesia baru mencapai 2,3 juta orang. Namun, Tidjane tak berani menyebut kapan target 25 juta nasabah itu akan tercapai. "Itu rencana jangka panjang kami," jelas dia. Oleh sebab itu, Tidjane mengakui bahwa jalur distribusi ini adalah ujung tombak Prudential untuk mewujudkan target tersebut. 


Nini Sumohandoyo, Corporate Marketing and Communications Director Prudential Indonesia menambahkan, saat ini jalur distribusi Prudential paling besar kontribusinya adalah keagenan. Kendati demikian, Prudential juga akan menggenjot jalur distribusi dari bancassurance

Sayang, Nini enggan menyebutkan berapa target bank yang akan digaet oleh Prudential hingga akhir tahun. "Saat ini Prudential kerjasama dengan enam bank. Kami selalu melihat kesempatan yang ada," kata Nini.  

Terkait dengan rencana pembatasan saham asing, Tidjane tak banyak berkomentar. Ia hanya mengatakan, Prudential berkomitmen untuk investasi jangka panjang di dalam negeri. 

Adapun nilai investasi yang sudah dibenamkan oleh Prudential di pasar keuangan mencapai Rp 43 triliun. "Kami percaya dengan pemerintah. Investasi sangat penting untuk mencapai pertumbuhan," kata Tidjane. 

Sampai semester pertama tahun ini, pendapatan premi Prudential naik 6,4% menjadi Rp 12,6 triliun. Rinciannya, dari premi baru sebesar Rp 5 triliun. Sedangkan, sisanya Rp 7,6 triliun berasal dari premi lanjutan.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie