PSAB akan operasikan perusahaan baru tahun depan



JAKARTA. Meskipun PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) telah membentuk PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS), perusahaan patungan baru untuk mengolah kegiatan tambang emas di Gorontalo, namun pengoperasian perusahaan itu baru akan dimulai pada tahun 2016 mendatang dengan masa pengolahan 8 tahun .Edi Permadi, Direktur PSAB menjelaskan, PT PETS baru akan beroperasi tahun 2016 mendatang karena membutuhkan proses yang cukup panjang hingga bisa mengolah tambang emas tersebut.

"Saat ini kita sedang finalisasi studi kelayakan kontrak karya milik PT GSM (Gorontalo Sejahtera Mining) dengan luas sekitar 7.600 hektare. Setelah itu, harus menunggu AMDAL selama enam bulan. Prosesnya cukup panjang hingga konstruksi," jelasnya kepada KONTAN (18/2).Adapun, PT PETS akan mengolah lahan tambang sekitar 100 ha milik Koperasi Produsen Dharma Tani yang berada di tengah-tengah lahan kontrak karya PT GSM (anak usaha PSAB) seluas 7.600 ha. Pembentukan perusahaan patungan ini, lanjut Edi, agar PT GSM dapat mengoptimalisasikan cadangan dan sumber daya mineral seluruh lahan yang terletak di Gunung Pani, Gorontalo. "Harapannya, kita nanti dapat mengolah seluruh kawasan itu sehingga luasnya mencapai 7.700 ha," tambahnya. Adapun, PETS terbentuk dengan kepemilikan porsi saham dari PSAB ini mencapai 49%, sedangkan Koperasi Produsen Dharma Tani sekitar 51%. Namun, Edi belum dapat memperkirakan nilai investasi yang tertanam dalam perusahaan patungan itu. "Masih dalam studi kelayakan, jadi belum dapat diperhitungkan," tambahnya. Adapun, tahun ini PSAB menargetkan untuk menggenjot produksi emas sebesar 200.000 per troi ons, jauh lebih besar dibandingkan tahun 2013 lalu sebesar 70.000 per troi ons. Hal ini karena perusahaan akan mengoperasikan empat smelter tambang emas, dimana perusahaan akan segera mengoperasikan satu smelter baru di Bakan (Sulawesi Utara) dengan produksi 50.000 oz per tahun. Sementara prosesi di Seruyung (Kalimantan Timur) diperkirakan mengolah 60.000 oz per tahun. Smelter Penjorn (Malaysia) sekitar 60.000 oz per tahun dan Lanut Bolaang (Sulawesi Utara) sekitar 50.000 oz per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie